Sebanyak 43 usulan warga Kelurahan Jati dibahas dalam Sidang Kelompok Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang digelar di Aula Serbaguna Lantai 3 Kantor Kelurahan Jati, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (27/02/2022). Pembangunan fisik menjadi prioritas usulan warga, dengan 34 usulan fisik dan 9 usulan barang dengan anggaran mencapai Rp20.398.297.508.
Asisten Pemerintahan (Aspem) Kota Administrasi Jakarta Timur, Eka Darmawan yang membuka Musrenbang Kelurahan Jati mengingatkan, pentingnya usulan non fisik. Menurutnya, kedua hal itu harus seimbang.
“Pembangunan fisik dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat dampaknya. Sedangkan non fisik, seperti halnya pelatihan-pelatihan, meskipun efeknya tidak bisa langsung dinikmati namun tetap harus terencana. Dalam pelaksanaannya, baik pembangunan fisik maupun non fisik harus seimbang,” ujar Eka.
Aspem menjelaskan, pembangunan fisik terutama sarana prasarana harus dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Karena pada akhirnya, kualitas SDM yang dimiliki benar-benar unggul dan mampu bersaing, serta keberadaannya mampu mengoptimalkan berbagai sumber daya, maupun fasilitas yang telah terbangun.
Sementara itu, Lurah Jati, Evi Erawati menjelaskan, fokus pembangunan fisik di Kelurahan Jati yang terdiri dari perbaikan atau pengurasan saluran, perbaikan jalan, pemasangan cermin lalu lintas, speed bump, perbaikan sarana olahraga dan pembangunan pencahayaan kota pada jalan lokal serta di jalan lingkungan karena permintaan warga.
“Usulan non fisik di kami memang tidak ada, karena warga disini menginginkan pembangunan infrastruktur. Rata-rata warga di Kelurahan Jati memiliki jenjang pendidikan yang baik serta sudah memiliki perkerjaan, jadi untuk program non fisik seperti pelatihan-pelatihan tidak di usulkan warga,” kata Lurah Evi Erawati. (MM)