Jakarta Timur, (27/10/2023) - Walikota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, bersama Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Administrasi Jakarta Timur, Diah Anwar, melakukan live shoping Jumat Beli Lokal (JBL), di Galeri Dekranasda Blok A, Kantor Walikota Jakarta Timur, Jumat (27/10/2023).
Kegiatan live JBL yang melalui kanal Youtube dan Tokopedia secara live merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur untuk membangkitkan ekonomi, khususnya para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang saat pandemi Covid 19 mengalami kontraksi ekonomi. Walikota mengajak masyarakat untuk membeli produk-produk lokal di JBL. Ini dilakukan demi membantu memberdayakan kurang lebih 62.000 pelaku UMKM di Jakarta Timur yang menjual berbagai macam produk seperti kuliner, fesyen, hingga produk kerajinan tangan.
“Upaya apapun kita lakukan untuk memajukan ekonomi Jakarta Timur terutama UMKM, Saya harapkan warga Jakarta Timur mendukung upaya kami dengan berbelanja di Jumat Beli Lokal sampai dengan 30 Oktober,” ujarnya.
Ia menambahkan, selain dijual secara online melalui e-commerce, produk-produk JBL juga dipasarkan secara offline di beberapa gerai JakPreneur. Untuk secara online, pengukuran pendapatan dan peningkatan ekonomi dapat diukur dengan akurat, karena pemasaran difasilitasi Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Kota Administrasi Jakarta Timur. Kegiatan JBL sendiri sudah berlangsung selama dua tahun dan efek perkembangannya secara ekonomi dapat dirasakan di Jakarta Timur.
“Alhamdulillah sejauh ini, contohnya tahun lalu cuma 3.000 sekian yang aktif, bulan demi bulan bertambah terus, karena mereka (pelaku UMKM) sudah merasakan manfaatnya. Ketika ada kegiatan saya wajibkan harus ada bazaar JakPreneur, di manapun, karena dari Pemerintah sudah menyiapkan tenda-tenda per-Kecamatan dan gratis,” lugasnya.
Sementara itu, Endang Eko Diwati, pelaku UMKM binaan Jakpreneur Kecamatan Pulogadung, yang ikut tampil dalam kegiatan live JBL, ikut memasarkan produk bir pletok miliknya. Produk khas Betawi ini diolah Endang menjadi bubuk yang bisa bertahan lima sampai enam bulan.
“Biasanya saya membuat bir pletok ini bentuk cair, hanya yang cair itu tidak awet. Akhirnya saya coba-coba akhirnya saya menemukan seperti ini yang berbentuk serbuk yang ini awet 5-6 bulan dan ini juga cocok dikirim ke luar kota,” jelasnya.
Ia pun mengaku sejak 2019 sudah mengikuti pembinaan JakPreneur, dan merasakan manfaatnya dalam peningkatan ekonomi keluarganya. Ia bisa meraup pendapatan 5-6 juta per bulan dengan menjual bir pletok bubuknya. “Kalau omset sekitar 5-6 juta, kadang bisa lebih,” tutupnya. (AD)