SD Muhammadiyah 24 Rawamangun Pastikan Transisi PAUD ke SD Menyenangkan Bagi Siswa

Jakarta Timur, (8/7/2024) - Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (Bunda PAUD) Kota Administrasi Jakarta Timur, Diah Anwar, membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2024/2025 di SD Muhammadiyah 24 Jakarta, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (8/7/2024).

Dirinya menjelaskan, tinjauan untuk memastikan pola belajar yang menyenangkan sudah diterapkan di SD Muhammadiyah 24 Rawamangun. Transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke tingkat Sekolah Dasar (SD) sudah berjalan baik, sebagaimana program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, yang menerapkan pola belajar menyenangkan bagi siswa-siswi jenjang Sekolah Dasar (SD).

“Saya lihat memang transisi PAUD ke SD yang menyenangkan sudah ada di sini. Insyaallah harapan kita menjadi anak yang berkualitas dan generasi pengganti yang lebih luar biasa lagi karena mereka pemimpin masa depan kita,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan, anak-anak yang memasuki jenjang dari PAUD ke SD tidak terbebani dengan metode belajar Baca, Tulis, dan Berhitung (Calistung), program belajar yang menyenangkan dan pembentukan karakter.

“Saya juga bertanya kepada anak-anak yang masuk SD, mereka bisa menjawab bahwa mereka tidak dibebani les berhitung, les tulis, les baca tidak ada,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 24 Jakarta, Siti Khodijah mengatakan, metode transisi jenjang PAUD ke SD sudah dijalankan di tahun ajaran 2024/2025. Program itu menciptakan suasana belajar di kelas 1 sangat menyenangkan bagi siswa-siswi, yang juga tetap menanamkan nilai keagamaan. 

Ia juga menjelaskan, untuk peserta MPLS tahun ajaran 2024/2025 jenjang PAUD ke SD, untuk SD Muhammadiyah 24 Jakarta sebanyak 112 yang dibagi 4 kelas.

“Alhamdulillah kita sudah menyesuaikan apa yang diinginkan Bunda-bunda PAUD, untuk sekolah kita di sini kita membuat anak-anak kelas 1 itu sangat menyenangkan, tetap kita menanamkan nilai-nilai keagamaan, keimanan itu tetap kita nomor satu. Untuk pembelajarannya, kita membuat semenarik mungkin dan menyenangkan untuk anak-anak sehingga anak-anak tidak merasa tertekan untuk membaca, menghitung ataupun tuntutan-tuntutan yang harus mereka kerjakan,” ungkapnya. (AD)