Sekko Pimpin Deklarasi Sekolah Ramah Anak dan Anti Perundungan di SDN Kramat Jati 18 Pagi

Jakarta Timur, (17/7/2024) – Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur, Kusmanto, memimpin Deklarasi dan Komitmen SDN Kramat Jati 18 Pagi sebagai Sekolah Ramah Anak dan Anti Perundungan, Rabu (17/7/2024). Deklarasi ditandai dengan penempelan stiker dan penandatanganan komitmen Sekolah Ramah Anak dan Anti Perundungan. 

Selain Sekko, deklarasi dan penandatanganan komitmen juga dilakukan Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Administrasi Jakarta Timur Achmad Salahudin, Kepala Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (Sudin PPAPP) Jakarta Timur Harry Sutanto, dan Plt. Camat Kramat Jati Kamal Alatas, Kasudin Kesehatan Herwin Meifendy, Kasudin Kominfotik Jakarta Timur Nuruning Sepatrida, Kasudin Perhubungan Jakarta Timur Renny Dwi Astuti, Kepala Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dr. Inda Mutiara, dan Lurah Kramat Jati Karman.

“Saya hadir melakukan pencanangan deklarasi Sekolah Ramah Anak dan Anti Perundungan di SDN Kramat Jati 18 Pagi. Saya kira kegiatan ini sangat baik, karena biasanya anak pada masa awal masuk sekolah ada rasa takut, dan sering membaca atau melihat diberita atau medsos tentang perundungan. Jadi, dengan adanya deklarasi ini bisa menjadi tonggak keberanian kepada anak untuk hadir bersosialisasi di lingkungan sekolah,” jelasnya.

Sekko lebih lanjut menjelaskan, MPLS pekan pertama di Jakarta Timur berjalan lancar, dan baik. Sementara untuk kegiatan belajar mengajar belum dilaksanakan karena masih dalam tahap pengenalan lingkungan sekolah yang akan dilakukan selama dua pekan, ia berpesan para guru dan orang tua agar bekerjasama dalam memantau kegiatan MPLS di sekolah. Mereka diharapkan memberikan kepercayaan dan kenyamanan kepada anak, supaya mau ikut melaksanakan kegiatan MPLS. 

“MPLS ini sebagai awal untuk selanjutnya melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah agar tidak ada rasa ketakutan pada diri anak. Untuk para guru agar tetap sabar membimbing anak didik serta terus memberikan motivasi kepada anak,agar perkembangan anak menjadi lebih baik,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Kramat Jati 18 Pagi, Erny Puspita Sari, mengaku senang dengan hadirnya deklarasi sekolah ramah anak dan anti perundungan. Menurutnya hal ini bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat. 

“Kami juga sangat fokus tentang hal tersebut di sekolah. Kami juga sudah mengarahkan kepada para guru agar membina anak didik dengan baik sehingga tidak ada perundungan di sekolah,” ucapnya

Peserta didik SDN Kramat Jati 18 Pagi sebanyak 300 anak dengan 10 rombongan belajar. Sementara peserta didik baru 56 anak yang terbagi dalam dua rombongan belajar masih mengikuti MPLS yang berlangsung 10 hari hingga Jumat mendatang. 

“Materi MPLS kita perkenalkan NKRI, anti perundungan, bahaya narkoba dan lain sebagainya. Khusus untuk perundungan yang disampaikan di antaranya, pelaksanaan belajar yang kondusif, tidak boleh bullying dan contoh perundungan yang sederhana, kita sampaikan kepada anak-anak, agar tidak ada perundungan di lingkungan sekolah,” tutupnya. (JS)