Walikota Jaktim Siap Bantu PT Aetra Atasi Kebocoran Air PAM

Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana harapkan PT Aetra sebagai operator pengadaan air minum di wilayah Jakarta Timur selalu berkoordinasi dengan dalam melaksanakan  pekerjaannya.  Langkah tersebut menurut Walikota, untuk memperlancar pekerjaan yang dilakukan PT Aetra, serta menghindari masalah yang kerap terjadi di lapangan.

"Koordinasikan pekerjaan-pekerjaan di lapangan dengan pejabat setempat, seperti Lurah, Camat atau tingkat Walikota, sehingga kita bisa mem-back up bila terjadi masalah atau kesulitan di lapangan," kata Walikota saat menerima jajaran direksi PT Aetra di ruang kerjanya, Rabu (5/2).

Walikota mengaku sangat prihatin masih tingginya tingkat pencurian air PAM di ibukota Jakarta yang mencapai 40-41 persen. Sementara bila dibandingkan dengan kota Manila, Filipina, tingkat kebocoran air PAM hanya 10-11 persen saja.

Menurutnya, masalah pencurian air PAM ini perlu segera diatasi bersama-sama. Pihak PT Aetra diminta untuk segera bersurat untuk dilakukan rapat koordinasi yang mengundang pihak-pihak terkait untuk mengatasi pencurian air PAM ini. Pasalnya, di satu sisi kebutuhan air bersih masih belum mencupipi, di sisi lain pencurian air masih cukup tinggi.

“Untuk atasi pencurian kalau perlu yustisi bareng-bareng, nanti kita back up, baik dari pihak kepolisian dan Satpol PP,” kata Walikota.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta, Mohammad Selim mengeluhkan, pihaknya sering mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan di lapangan, seperti saat melakukan pemasangan dan  perbaikan jaringan dan operasi penertiban pencurian air PAM.

"Kami sebagai operator penyedia air minum membutuhkan suport dari Walikota karena terkadang petugas di lapangan alami kesulitan dalam hal perizinan kerja di suatu kawasan atau area," katanya.

Kendala di lapangan menurutnya kadang dari pihak RT, RW dan kawasan tertentu, sehingga pihak PT Aetra tidak mendapatkan izin kerja. Sebagai contoh, di kawasan Industri Pulogadung, pihak PT Aetra tidak dapat melakukan pekerjaan karena tidak mendapatkan izin masuk, walaupun sudah bersurat ke pihak pengelola.

“Ada juga di suatu kawasan akan memberi izin namun meminta uang jaminan. Harapan kami bila ada koordinasi, masalah seperti ini dapat dihilangkan,” katanya.

Lintong Hutasoit, Direktur Operasional PT Aetra Air Indonesia mengungkapkan, PT Aetra merupakan operator PAM Jaya, mulai dari air baku, produksi, distribusi, sampai pelayanan masyarakat.  Selain terus melakukan perluasan jaringan air bersih ke rumah-rumah, salah satu program kerja pihaknya saat ini yaitu mengatasi kebocoran air PAM di kota Jakarta yang masih tinggi.

Pada tahun 2015 ini, PT Aetra targetkan menakan tingkat kebocoran hingga 30 persen. “PT Aetra serius dalam menekan tingkat kehilangan air. Walaupun bukan hal yang mudah, namun kami melakukan berbagai upaya baik secara teknis maupun pendekatan hukum,” kata Lintong.

Kebocoran air menurutnya, ada yang disebabkan faktor fisik dan komersial. Untuk fisik diatasi dengan rehabilitasi pipa-pipa tua dan mencari kebocoran air di pipa PAM yang ada di bawah tanah.

“Untuk kebopcoran komersial, diatasi dengan mengganti meteran-meteran air dan melakukan sweeping sambungan ilegal,” ujarnya.

Hingga saat ini, pelanggan PT Aetra di Jakarta Timur mencapai 174.569 pelanggan yang terbagi 5 area pelayanan yaitu, Duren Sawit (34.247), Gudang Air Kramatjati (35.230), Balai Pustaka Pulogadung (26.592), Pulomas (40.000) dan Tipar Cakung (38.500). Sementara jaringan pipa PAM yang terpasang di Jakarta Timur mencapai 6.200 km. (Rodin Daulat/Kominfomas JT)