Sungai Ciliwung yang antara lain membelah kawasan Jakarta Timur, tepatnya di wilayah Condet. Kawasan Condet yang terdiri dari kelurahan Belekambang, Batu Ampar dan Kampung Tengah.Tepat pada lahan di Jalan Munggang, Condet Bale Kembang Nomor 6, RT 10 RW 04 Kramat Jati, Jakarta Timur, sosok Abdul Kodir sebagai pelopor, perintis dan salah satu pendiri Komunitas Ciliwung-Condet. Komunitasi itu dibentuk dengan keprihatinan setelah banjir besar tahun 1997, rusaknya habitat pinggir sungai Ciliwung digerus banjir, sehingga membuat komunitas ini tergerak membangun kembali atau melestarikan kekayaan hayati yang ada di Ciliwung Condet ini.
Untuk itu Abdul Kondir dan kawan-kawan sengaja membuat hutan mini itu agar ekosistem di sekitar Ciliwung tetap terjaga. Ia memanfaatkan tanah keluarga yang berada di bantaran sungai untuk menjaga Ciliwung tak tergerus kerusakan yang lebih parah. Baik kerusakan akibat banjir maupun eksploitasi pembangunan rumah yang serampangan.
Pondokan dan bangunan seperti rumah semi terbuka, lengkap dengan dapur dan kamar mandi, perpustakaan ia dirikan sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi. Ia ingin fasilitas yang ada ini lebih diberdayagunakan, sebagai tempat publik, tempat bermain anak, berkumpul dan bersosialisai seperti fungsi RPTRA atau Taman Maju Bersama.
Juga sebagai kegiatan sekolah alam, mempelajari habitat hayati, konservasi alam, tanaman khas, budaya dan kuliner Betawi. Bahkan juga sebagai destinasi wisata, karena kontur tanah yang alamiah. Di lahan ini tumbuh 30 varietas Salak. Salak Condet (Salacca Edulis Cognito) juga sebagai yang mewakili buah yang ada di Jakarta, karena itu buah Salak salah satu ikon kota Jakarta.
Keinginan Abdul Kodir saat ini, akan hadirnya dukungan dari pihak pemerintah secepatnya agar meng-explore kawasan Ciliwung Condet ini, dengan membangun infrastruktur yang menunjang kegiatan destinasi ekologi, wisata, dan edukasi.