Pemkot Jaktim Bersama PMI Jakarta Timur Launching Sekolah Percontohan Peduli Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas

Pemerintah Kota Jakarta Timur bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Timur, meluncurkan program Sekolah Percontohan Peduli Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas, di Ruang Serbaguna Blok C Kantor Walikota Jakarta Timur, Rabu (19/12).

Terdapat 11 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di wilayah Jakarta Timur yang dijadikan sebagai sekolah percontohan tersebut, diantaranya, SMPN 25, SMPN 90, SMPN 168, SMPN 138, SMPN 97, SMPN 99, SMPN 92, SMPN 139, SMPN 209, SMPN 49 serta MTSN 28

Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengedukasi remaja usia 12 – 18 tahun agar memiliki persepsi positif tentang perkembangan reproduksi serta memilih perilaku yang aman dan terlindung dari resiko reproduksi.

Pada kesempatan tersebut, Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Kota Administrasi Jakarta Timur, Ary Sonjaya, menyerahan Plakat kepada 11 Kepala Sekolah dan Sertifikat kepada 11 Guru serta memberikan penghargaan kepada 29 orang yang telah mengikuti Pelatihan dan menerapkan Modul “Semangat Dunia Remaja” (SETARA) dari PMI Kota Jakarta Timur, PKBI DKI Jakarta dan Yayasan Pelita Ilmu.

“Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah terkait Peraturan Gubernur No. 31 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Reproduksi Remaja, “ kata Ari usai membuka kegiatan tersebut  

Dikatakan, Ari, dirinya menyambut baik dengan diluncurkannya Sekolah Percontohan ini, “Wali Kota beserta jajarannya akan memfasilitasi regulasi dan menjamin bahwa pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas akan melembaga di setiap sekolah.”

Menurut, Ari, selain Pemkot Jakarta Timur dan PMI Jakarta Timur dukungan untuk kegiatan ini juga mengalir antara lain dari, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi DKI Jakarta,   Yayasan Pelita Ilmu, Puskesmas serta 29 Sekolahan di Jakarta Timur.

“Mereka berkomitmen untuk memberikan Pendidikan Kesehatan Reproduksi menggunakan Modul Setara dan Dance4Life yang menjadi bagian Program Get Up Speak Out, “ ungkap Ari.

“11 sekolah percontohan yang terpilih diharapkan dapat diadopsi ke sekolah-sekolah lain yang belum mendapatkan kesempatan, sekolah-sekolah tersebut menjadi role model bagi sekolah lain dan tentu saja akan memotivasi kepala sekolah untuk mendukung dan menerapkan apa yang menjadi kebijakan pemerintah," ujar Ari.

Sementara itu Ketua PMI Jakarta Timur Krisdianto mengatakan, tujuan peluncuran  sekolah percontohan ini untuk memberikan apresiasi kepada sekolah dan guru yang telah memberikan pendidikan dan pengawasan tentang  kesehatan reproduksi dan seksualitas kepada siswa di sekolah.

"Model sekolah percontohan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif bagi siswa SMP Jakarta Timur adalah modul SETARA  dengan menggunakan implementasi modul dance4life bagi siswa,” kata Kris.

Dirinya mengungkapkan guru yang terlatih menggunakan modul SETARA sebanyak 54 orang,  siswa yang telah di jangkau modul SETARA sebanyak 3.328 orang, sedangkan siswa yang dijangkau modul Dance4life sebanyak 3.315 orang, dan fasilitator Dance4life sebanyak 48 orang,"jelas Kris.

“Manfaatnya telah dirasakan, dimana pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi yang terdapat dalam modul SETARA dan Dance4life meningkatkan pengetahuan bagi para siswa dan guru dan diharapkan para siswa dapat mengambil keputusan yang positif terkait masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi,” harap Kris.

“Pada kesempatan ini, saya mengajak masyarakat khususnya dunia pendidikan untuk merespon kegiatan ini dan wajib dikembangkan di sekolah-sekolah sehingga murid-murid menjadi mengerti tentang kesehatan reproduksi dan seksual serta menghindari pergaulan bebas,"pungkasnya.