Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Ekbang dan LH) Kota Administrasi Jakarta Timur, Syofian Tahir membuka sosialisasi penguatan Mitra dan Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) di Ruang Pola gedung Blok A kantor Walikota Jakarta Timur, Rabu(6/2/2019).
Asisten Ekbang dan LH didampingi Fetty Fatimah Kepala Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Kota Administrasi Jakarta Timur, Rini Handayani , SEMM, Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Manusia Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Hamid Pattilima dari yayasan kesejahteraan anak Indonesia selaku tenaga ahli Kota Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Anak (PPPA).
Kegiatan sosialisasi penguatan Mitra dan Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) ini sendiri berlangsung selama tiga hari di Kantor Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur, adapun peserta yang mengikuti sosialisasi merupakan para Kasi Kesra Kelurahan dan Penyuluhan Keluarga Berencana pada tanggal 6 Februari 2019, para Kasi Kesra Kecamatan, para Kepala Puskesmas, Kepala KUA, Para Kasatlak Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) di Kecamatan tanggal 7 Februari 2019, para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tanggal 9 Februari 2019, dengan materi yang diberikan diantaranya penguatan Kota Layak Anak (KLA) dan Indikator KLA, serta kebijakan KLA dan percepatan pengembangan Kecamatan dan Kelurahan Layak Anak.
Syofian, mengatakan, anak merupakan potensi yang sangat penting sebagai generasi penerus masa depan bangsa dan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan menjadi pilar utama pembangunan, untuk itu perlu ditingkatkan kualitasnya dan bisa mendapatkan perlindungan secara sungguh-sungguh dari semua elemen masyarakat.
Menurutnya, berbagai persoalan anak seperti kekerasan anak, perdagangan anak, gizi buruk, kurangnya sarana bermain ramah anak, putus sekolah dan lain sebagainya harus menjadi prioritas dalam pembangunan. Kota Layak Anak merupakan bagian dari upaya bersama untuk mewujudkan seorang anak dapat terjamin haknya sehingga perkembangan kualitas anak dapat optimal.
“Kota Layak Anak dalam rangka untuk meningkatkan prestasi, dimana kita tahu pada tahun 2018 yang lalu kita mendapatkan penghargaan Madya dalam lomba Kota Layak Anak, mudah-mudahan melalui sosialisasi dan pembinaan pada kader, stakeholder, dan Kasie kesra kelurahan dalam meningkatkan penghargaan dari Madya tadi menjadi Nindya pada lomba Kota Layak Ini,” paparnya.
Ditegaskan, agar dukungan untuk KLA dapat berjalan sesuai yang diharapkan, maka dibutuhkan peran mitra kerja dan gugus tugas KLA yang terdiri dari semua unsur baik itu Pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dunia usaha, maupun media massa.
Sementara itu, Rini Handayani , SEMM, Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Manusia Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, mengatakan, didalam pertemuan ini dirinya menjelaskan secara detail peran dari masyarakat dalam mendukung terwujudnya Jakarta Timur menjadi Kota Layak Anak.
Rini menjelaskan, materi yang diberikan pada sosialisasi ini yaitu, “Pentingnya membangun sumber daya manusia dimulai dari anak dan bagaimana langkah-langkah serta tahapan untuk mempercepat terwujudnya KLA di Kota Administrasi Jakarta Timur.”
“Topik penting pada sosialisasi kali ini adalah tentang yang sangat penting dipahami disini yaitu sebuah partisipasi, bagaimana kota itu mendengarkan pandangan, suara dan aspirasi anak dalam pembangunan di wilayahnya,”.
Hamid Pattilima dari yayasan kesejahteraan anak Indonesia selaku tenaga ahli Kota Layak Anak dari Kementerian PP dan PA, mengatakan, “Pada sosialisasi ini dirinya fokus memastikan setiap penanggung jawab indikator yang ada di kelurahan memahami apa yang harus mereka lakukan terutama terkait dengan apakah setiap indikator sudah didukung oleh kebijakan, anggaran, upaya yang sudah dilakukan dan selebihnya sudahkah SDM nya sudah terlatih.”
Dalam penjelasannya Kota Layak Anak itu, ada 24 indikator yang harus dipenuhi salah satunya setiap anak mendapatkan kutipan akta kelahiran, mendapatkan informasi layak anak, bermain diruang bermain layak anak, jika orang tuanya memiliki masalah bisa berkonsultasi melalui pusat pembelajaran keluarga, sekolah ramah anak (tematis), puskesmas ramah anak dan yang paling penting anak terhindar dari kekerasan.