Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Kota Administrasi Jakarta Timur Ari Sonjaya membuka kegiatan ‘Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Sekolah Tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur Tahun 2019’ di SMPN 243 Cipinang Jaya, Keluran Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (25/2/2019).
Kekerasan terhadap anak ini merupakan tindakan yang harus dicegah sedini mungkin. Karena banyak terjadi kasus kekerasan fisik dan psikis terhadap anak yang menjadi korban kebijakan sekolah.
Misalnya, anak pelaku kekerasan dikeluarkan dari sekolah dan sulit kembali mendapatkan hak bersekolah, kemudian terdapat kekerasan psikis, kekerasan finansial atau pemalakan, bullying, kekerasan seksual serta perlakuan salah lainnya yang dilakukan murid maupun guru.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada murid dan guru tentang pencegahan kekerasan terhadap anak di sekolah. Tujuannya adalah agar terciptanya komitmen dari tenaga pendidik dan orang tua serta pihak untuk mewujudkan sekolah di Jakarta Timur menjadi Sekolah Ramah Anak yang bebas dari kekerasan.
Dalam sambutannya Ari mengatakan, pentingnya untuk membangun nilai kedisiplinan sebagai standar nilai masyarakat khususnya di sekolah karena demi kebaikan masa depan anak.
Namun, untuk mewujudkannya diperlukan upaya lain agar anak tidak kembali menjadi korban. Menurutnya, sebaiknya upaya awal dilakukan dengan memperkenalkan kekerasan atau hukuman pada anak atau yang kita kenal dengan istilah "disiplin positif".
"Kegiatan pencegahan kekerasan terhadap anak di sekolah seperti ini sudah kita lakukan dari tahun 2018 dan akan terus kita lakukan di tahun 2019 ini. Dengan sasaran yang lebih luas lagi yaitu sebanyak 440 sekolah dan hal ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung Kegiatan Strategis Daerah (KSD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu Pencegahan Kekerasan Perempuan dan Anak melalui Unit Reaksi Cepat dan Rumah Aman,” jelas Ari.
"Melalui kegiatan ini diharapakan terwujudnya Sekolah Ramah Anak di Jakarta Timur, sekolah yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik karena bebas dari kekerasan antar peserta didik maupun kekerasan yang dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan, serta terbentuknya perilaku pendidik dan tenaga kependidikan yang berspektif anak,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Kepala Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Kota Administrasi Jakarta Timur Fetty Fatimah, Asisten Deputi Pemenuhan Hak atas Pendidikan Elvi Hendrani, Kreativitas dan Budaya sekaligus Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Komisioner Bidang Pendidikan dari Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Retno Listyarti.
Kepala Sekolah SMPN 243 Rizal Rusdi menyampaikan pihaknya memberikan perhatian khusus untuk mencegah kekerasan sesama murid atau guru terhadap murid. Solusi yang dilakukan adalah dengan memberikan pembinaan terhadap para pengajar agar dapat menghadapi murid yang melakukan kesalahan tanpa memberikan hukuman yang tidak semestinya, seperti kekerasan
Selain itu, pembinaan juga dilakukan terhadap murid agar tidak terjadi kekerasan sesama murid.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan peserta yang hadir, seperti orang tua murid, murid dan guru mengerti serta dapat disosialisasikan kepada orang tua murid yang tidak hadir dihari ini agar terciptanya persepsi yang baik dalam hal kekerasan terhadap perempuan dan anak di sekolah," ujar Rizal.
Sementara itu, Komisioner Bidang Pendidikan dari Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Retno Listyarti mengatakan pihaknya telah mencatat banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di sekolah. Adapun kasus tertinggi terjadi pada sesama murid dan dari pengajar terhadap murid.
Terkait temuan kasus tersebut, telah diterbitkan arturan hukum yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Ada pula Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Perlindungan Guru dan Dosen dalam hal mengajar.
“Tentunya dengan adanya kegiatan ini dapat tersosialisasi dengan baik sehingga tidak ada lagi kekerasan di setiap sekolah di seluruh Indonesia,” tegas Retno.