Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur di Halaman Kantor Walikota Jakarta Timur, Kamis (7/11/2019).
Apel Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur tersebut dipimpin langsung oleh Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur M. Anwar dalam rangka menghadapi musim penghujan tahun 2019.
Tercatat, sebanyak 1.000 petugas gabungan yang terdiri dari Satgas (Satuan Petugas) Satpol PP, Satgas Sudis (Suku Dinas) Bina Marga, Satgas Sudis Sumber Daya Air, Satgas Sudis Perindustrian dan Energi, Satgas Sudis Kehutanan, Satgas Sudis Sosial, Satgas Sudis Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, dan Satgas Sudis Lingkungan Hidup,
Ada pula keterlibatan Petugas Penanganan Sarana Dan Prasarana Umum (PPSU), Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jakarta Timur, FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat), Anggota Pramuka Kota Jakarta Timur, RAPI dan ORARI.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Timur cukup siap dalam menghadapi musim penghujan tahun ini. Pasalnya, dalam pantauan di lokasi secara teknis armada operasional serta berbagai perlengkapan logistik dari masing-Satgas UKPD/SKPD siap diterjunkan guna membantu masyarakat, terutama saat evakuasi dan penyelamatan korban.
Walikota mengatakan, upaya mengantisipasi acaman bencana merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada seluruh pihak untuk dapat mengoptimalkan upaya mitigasi bencana. Bukan hanya pada masa terjadinya bencana namun juga secara periodik sebagai upaya pengurangan resiko bencana di wilayah hukum Kota Administrasi Jakarta Timur.
"Selain memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat. Apel ini guna mengecek kembali berbagai perlengkapan yang ada dari masing-masing UKPD. Tadi sudah kita lihat bersama perlengkapan cukup bagus dan siap dalam menghadapi berbagai macam bencana musim penghujan nantinya," kata Walikota.
Ia melanjutkan, datangnya musim hujan serta dampak yang mungkin akan ditimbulkan. Diperlukan kesiapsiagaan semua jajaran, baik pemerintah, swasta, relawan dan tentu saja kolaborasi masyarakat dalam upaya pengurangan resiko bencana.
Pasalnya, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan terjadinya cuaca ekstrem yang terjadi dibulan November 2019 - Februari 2020.
Sementara, di Jakarta sendiri memiliki delapan potensi ancaman bencana. Diantaranya banjir, kebakaran, gempa bumi, epidemi dan wabah penyakit, konflik sosial, gelombang dan cuaca ekstrim.
"Penanggulangan bencana tidak lagi di titik beratkan hanya pada penanganan kedaruratan, tetapi lebih pada upaya pengurangan resiko bencana, yang menuntut adanya kesiapsiagaan seluruh pihak," paparnya.
Tak henti hentinya ia pun mengimbau agar seluruh Lurah dan Camat menginstruksikan seluruh jajaran RT/RW kesiapsiagaan dalam menghadapi musim penghujan dan cuaca ekstrim hingga Februari tahun 2020 mendatang.
“Saya minta Camat dan Lurah mengimbau seluruh masyarakat melalui RT dan RW untuk melakukan kerja bakti, serta mengaktifkan Posko Piket Siaga Bencana diwilayah masing-masing," pungkasnya.