Walikota Jaktim Buka Kegiatan Deradikalisme Bagi Siswa SLTA

Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, mengatakan, salah satu kejahatan luar biasa di Indonesia selain korupsi dan penyalahgunaan narkoba adalah teroris. Menurutnya, berdasarkan riset Setara Institut tentang persepsi siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) tentang toleransi beragama dan radikalisme menunjukan, satu dari 14 siswa ternyata setuju  dengan gerakan  ISIS.

“Hasil riset yang dirilis pada 30 Maret 2015 lalu itu, mengambil responden dari siswa SLTA di Jakarta dan Bandung. Hal ini merupakan suatu keadaan dilematis yang sangat memprihatinkan dan harus menjadi suatu perhatian bersama bagi seluruh elemen masyarakat dan pemerintah,” kata Walikota saat membuka Kegiatan Deradikalisme bagi siswa SLTA di SMAN 21 Jakarta, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Senin (7/9).

Menurutnya saat ini sudah ada BNPT yang menangani masalah teroris yang salah satu misinya adalah melakukan upaya pencegahan terorisme. Utuk mencapai misi tersebut BNPT telah membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di tingkat Provinsi DKI Jakarta, sedangkan ditingkat kota dibentuk Kelompok Diskusi Pencegahan Terorisme (KDPT).

“FKPT Provinsi DKI Jakarta ini berencana mengadakan kegiatan kontraterorisme kepada pelajar di 180 sekolah tingkat SMA atau sederajat di Provinsi DKI Jakarta dengan tujuan  memberikan pemahaman nilai-nilai baik dan benar dalam bidang agama, pendidikan dan sikap mental, melakukan upaya deradikalisasi sehingga dapat menangkal pengaruh terorisme dikalangan remaja, mendorong para pelajar agar bisa menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitarnya, serta untuk menjaga situasi Kota Jakarta agar tetap aman, nyaman dan kondusif,” papar Walikota.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol Jakarta Timur, Hamid Masud mengatakan, kegiatan deradikalisme yang dilakasanakan di 180 sekolah tingkat SMA se-Provinsi DKI Jakarta ini pembukaannya dilaksanakan di SMAN 21 Jakarta.

“Kegiatan deradikalisme bagi siswa ini untuk wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur dilaksanakan di 38 sekolah yang ada di Jakarta Timur yang dimulai pada 7 sampai 28 September 2015,” ujarnya.

Hamid mengatakan, kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya untuk meraih rekor MURI dalam pelaksanaan kegiatan Deradikalisme terbanyak di setiap sekolah. “Diharapkan kegiatan ini bisa menjadi contoh dan inspirasi upaya deradikalisme bagi pemerintah Provinsi lainnya yang  ada di Indonesia,” tukasnya. (Idham/Kominfomas JT)