Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana memimpin aksi kebersihan di saluran air PHB Tegal Amba yang memisahkan Kelurahan Klender dan Kelurahan Duren Sawit, Minggu (20/9). Tidak hanya sampah, kondisi saluran tersebut juga dipenuhi sedimen berupa lumpur yang tebal sehingga mengalami pendangkalan.
"Sepanjang 2 kilometer lebih hampir seluruhnya dangkal dan ditutupi sedimen yang tebal dengan sampah dan pohon liar," kata Walikota, saat memimpin aksi kebersihan.
Untuk itu pihak Sudin Tata Air Jakarta Timur juga sudah diperintahkan untuk menormalisasi saluran air PHB Tegal Amba. "Saluran air PHB Tegal Amba akan kita keruk dengan menggunakan alat berat,” ujar Bambang.
Walikota mengatakan, kegiatan aksi kebersihan ini untuk mengembalikan fungsi saluran. Pasalnya, akibat banyaknya sampah dan lumpur, saluran air PHB Tegal Amba tidak dapat berfungsi dengan maksimal.
"Aliran air tersendat karena banyaknya sampah yang selama puluhan tahun tidak dibersihkan di PHB Tegal Amba," tuturnya.
Pada kesempatan ini Walikota juga menghimbau masyarakat agar dapat menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke dalam kali atau saluran air. “Saya himbau buat masyarakat agar tahu diri menjaga kali dan lingkungannya. Jangan membuang sampah seenaknya yang bisa mengganggu kesehatan dan menimbulkan banjir,” ujar Walikota.
Pihaknya juga tidak akan segan-segan memberikan sanksi bagi warga yang tertangkap basah membuang sampah sembarangan. “Kita akan foto dan fotonya ditempel di-banner siapa yang membuang sampah sembarangan, agar mereka malu foto mereka dilihat banyak orang dan peraturan serta sanksi tegas akan kita lakukan,” tutup Walikota.
Sebelum melakukan aksi kebersihan di saluran PHB Tegal Amba, Walikota memimpin apel kebersihan yang diikuti para pejabat, petugas Penanganan Prasanara dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Klender dan masyarakat setempat di halaman Masjid Jami Al Husna, Jalan Tanah 80, RT 004/09 Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit. Usai kerja bakti, di tempat yang sama, Walikota juga melakukan dialog terkait berbagai permasalahan dengan para tokoh masyarakat dan warga setempat. (Jonathan/Kominfomas JT)
