Sudin Sosial Jaktim Punya 6 Program Kerja Unggulan di Tahun 2015

Sudin Sosial Kota Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2015 ini memiliki enam program kerja unggulan. Adapun enam program tersebut yaitu, percepatan penanganan penyandang kesejahteraan sosial, penanganan pasca bencana, pemberdayaan fakir miskin, penguatan karang taruna, peningkatan sistem sarana dan prasarana penyelenggaraan sosial serta penanganan penyandang disabilitas mental atau psikotik terlantar.

Kasudin Sosial Kota Administrasi Jakarta Timur, Masyudi, mengatakan, terkait penyandang masalah kesejahteraan sosia (PMKS) sudah berjalan dengan melakukan penertiban dan penjagaan titik-titik yang terdapat PMKS. Beberapa titik yang dijaga antara lain kawasan Pusat Grosir Cililitan (PGC), sekitar eks Markas Kodim Jatinegara dan pintu tol Cakung.

“PMKS juga akan ditertibkan di jalan-jalan protokol, pasar dan terminal. Dalam melakukan operasi kami selalu berkoordinasi dengan Satpol PP baik dari tingkat Kelurahan dan Kecamatan,” ujar Masyudi, saat menggelar jumpa pers di kantornya, Senin (9/2).

Sementara itu, terkait masalah program penanganan bencana, pihaknya sudah mendata kawasan rawan banjir di Jakarta Timur. Masyudi mengungkapkan, akibat hujan deras yang melanda kota Jakarta hari ini, pihaknya juga sudah memiliki data titik pengungsian korban banjir.

Terkait dapur umum, sudah mulai diaktifkan di halaman Kantor Sudin Sosial Jakarta Timur, mengingat banjir sudah terjadi di beberapa wilayah. Jika status meningkat jadi darurat bencana dari Gubernur, dapur umum akan segera bergabung ditingkat Kota yang lokasinya terletak di GOR Otista Jatinegara.

Masyudi, mengatakan, untuk program pemberdayaan fakir miskin, pihaknya punya program bantuan usaha ekonomi produktif dan kelompok usaha bersama (KUBE). Namun karena nilai nominalnya terbatas jumlah penerima bantuan di Jakarta Timur hanya 600 orang.

“Kelompok Usaha Bersama untuk satu kecamatan ada tiga kelompok dan setiap kelompok itu 10 orang. Jadi di satu kecamatan itu ada 30 orang, ditambah usaha ekonomi produktifnya sebanyak 30 orang. Jadi untuk 10 Kecamatan itu totalnya 600 orang,” papar Masyudi.

Sementara itu, untuk karang taruna anggaran sangat kecil dan tidak boleh bantuan diberikan dalam bentuk uang harus dalam bentuk barang, karena anggaran kecil nantinya tidak semuanya akan mendapatkan.

“Dikelurahan itu ada kegiatan yang namanya penguatan kepemudaan namun tidak muncul kata-kata nomenklatur karang taruna sehinga susah untuk pemberdayaan kepada mereka, jadi nantinya karang taruna hanya mendapatkan pelatihan dasar karang taruna saja,” ujarnya.

Masyudi mengatakan, sedangkan untuk anggaran perbaikan Gedung Sasana Krida Karang Taruna (SKKT) ada empat yang akan direhab. Padahal ada dua SKKT yang rubuh di Kelurahan Cipinang Melayu dan Pisangan Timur, tidak bisa direhab namun harus dibangun kembali.

Sementara itu untuk program penanganan penyandang disabilitas mental atau psikotik terlantar, semua bantuan akan diberikan berupa barang. Bantuan seperti kursi roda bagi mereka yang mengalami cacat pada kakinya. (Idham/Kominfomas JT)