Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, mengatakan, banjir yang kerap terjadi akibat meluapnya kali Ciliwung tidak lepas dari ulah masyarakat. Sampah yang dibuang ke kali oleh masyarakat, membuat Kali Ciliwung menjadi dangkal sehingga ketika hujan akan meluap ke rumah-rumah warga disekitarnya.
“Kali Ciliwung ini bukan tempat sampah terpanjang, tetapi tempat dimana air mengalir," tegas Bambang, saat menghadiri kegiatan Hari Bumi di Kampung Tanjungan Condet, Kecamatan Kramatjati, Sabtu (25/4).
Dirinya pun mengajak masyarakat untuk menghentikan semua yang terjadi itu dengan menjaga dan melestarikan lingkungan, mulai dari tempat tinggal masing-masing. "Jika masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan dengan tidak membuang sampah ke kali, saya yakin Jakarta Timur akan terlihat kinclong, bersih dan asri," kata Walikota.
Walikota meyambut baik diadakannya Galang Aksi Bumi (Galaksi) di sepanjang bantaran kali Ciliwung yang dilakukan anggota Pramuka. Dirinya pun berharap, kegiatan berupa penanaman pohon dan membersihkan lingkungan dapat terus dilakukan untuk menjaga dan mengurangi kerusakan pada bumi.
"Untuk mengelola lingkungan dengan teknologi canggih memang perlu tetapi teknologi itu tidak diperlukan oleh kita jika pola pikir masyarakat sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah lagi ke sungai atau kali,” papar Bambang.
Ketua Gerakan Ciliwung Bersih, Ir. Peni Susanti DIPL. EST, mengatakan, Hari Bumi merupakan kegiatan yang mengajak masyarakat agar perduli terhadap lingkungan dan gerakan ini meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet bumi dimana manusia hidup. "Peringatan Hari Bumi dilakukan setiap tahun. Namun di Indonesia peringatannya belum terlalu kelihatan banyak," ujarnya.
Peni mengatakan, dengan adanya kegiatan peduli kali Ciliwung, saat ini kualitas air kali Ciliwung mengalami perbaikan. “Tentu keberhasilan merubah kualitas air Ciliwung harus lebih baik lagi dari sekarang,” ujarnya.
Sementara itu, Sekertaris Menteri Lingkungan Hidup, Drs. Rasio Ridho Sani, mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup sangat mendukung gerakan masyarakat untuk pelestarian lingkungan. Gerakan masyarakat jauh lebih kuat dari pada gerakan Pemerintah dalam perduli lingkungan dan harus diapresiasi dengan baik oleh semua pihak.
"Dalam pelestrian lingkungan kita harus berpihak kepada rakyat karena lingkungan ini adalah milik rakyat, dan persoalan kebersihan lingkungan tidak bisa dilakukan oleh salah satu pihak saja namun harus dikerjakan secara bersama sama baik pemerintah, masyarakat dan pihak swasta dalam hal ini dunia usaha," papar Rasio.
Menurutnya, organisasi Pramuka yang saat ini melakukan aksi Peduli Kali Ciliwung harus didukung penuh oleh pemerintah. Pasalnya, gerakan Pramuka ini telah menunjukan keseriusannya akan kepedulian terhadap lingkungan khususnya kali Ciliwung.
"Saat ini sudah banyak yang perduli dengan kelestarian kali Ciliwung ini, baik masyarakat, organisasi Pramuka dan masyarakat sekitar sudah mulai menjaga lingkungan sekitar kali Ciliwung ini," ujar Rasio.
Sementara itu, Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault SH. M.Si, mengatakan, kenikmatan yang diberikan Tuhan ada dua yaitu keimanan dan tanah air Indonesia. Untuk itu diharapkan anggota Pramuka bisa menjaga lingkungan tanah air Indonesia ini agar selalu asri.
“Kegiatan yang diikuti anggota Pramuka mulai dari tanggal 19 April 2015 ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti lomba cerdas cermat, penanaman bibit tanaman, susur sungai, edukasi hewan bersama expose, lomba tarian nusantara, dan lomba hasta karya Pramuka Penggalang,” ujarnya. (Idham/Kominfomas JT)