Askesmas Kota Administrasi Jakarta Timur, Drs. H. Ibnu Hajar, M.Si, meminta kepala sekolah dan guru untuk memantau dan menjaga kualitas jajanan yang dijual di kantin sekolah. Mereka harus memastikan makanan dan minuman yang dijual, sehat untuk dikonsumsi murid-muridnya.
“Kualitas jajanan makanan di sekolah dasar harus benar-benar dipantau dan jangan sampai yang dikonsumsi anak sekolah mengandung pengawet dari zat kimia yang sangat berbahaya bagi mereka,” kata Ibnu, saat membuka sosialisasi jajanan makanan anak di lingkungan sekolah dasar (SD), di Ruang Serba Guna Blok C Kantor Walikota Jakarta Timur, Senin (4/5).
Menurutnya, kantin di tingkat SMA sudah banyak yang bagus dan kebersihan lingkungan kantin dan makanan cukup baik. Namun untuk kondisi kantin di tingkat SLTP dan SD masih banyak yang dibawah standar kebersihan dan masih banyak anak-anak SD yang lebih senang jajan makanan dan minuman diluar sekolah.
“Untuk itu para guru dan orang tua agar memantau anaknya agar tidak membeli makanan dan minuman disembarang tempat dimana kebersihan dan kesehatan makanan tidak terjamin, sudah banyak jatuh korban dari para murid akibat jajan makanan diluar sekolah untuk itu pengawasan kepada murid harus lebih diperketat dan berikan penjelasan kepada anak anak agar tidak jajan makanan yang mengandung zat kimia,” papar Ibnu.
Menurutnya, saat ini kejahatan narkoba sudah sangat mengkhawatirkan, karena sudah banyak makanan yang mengandung narkoba terutama pada jajanan makanan anak-anak di sekolah. Hal ini tentu sangat membahayakan para murid, karena mereka harapan baik bagi orang tua dan generasi penerus bangsa.
“Jika generasi penerus bangsa ini hancur dengan narkoba maka masa depan bangsa ini mau dibawa kemana? Saya harap baik orang tua dan guru disekolah agar lebih pro aktif lagi memantau anaknya dalam mengkonsumsi makanan baik disekolah maupun dirumahnya,” tukas Ibnu.
Kasubag Tata Usaha Sudin Pendidikan Jakarta Timur Wilayah Satu, Dra. Hj. Deasy Idawati, M.Pd, mengatakan, kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada kepala sekolah dan guru tentang makanan bersih dan sehat pada kantin sekolah.
“Saat ini kita undang dari BPOM RI untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang bahaya makanan yang zat kimia baik berupa formalin dan boraks atau sejenis zat kimia lainnya yang digunakan untuk makana,” ujarnya.
Menurutnya, jajanan makanan disekolah terutama diluar kantin sudah sangat membahayakan anak murid, karena banyak makanan yang mengadung zat kimia. Untuk itu, pihaknya mengundang sebanyak 400 orang, terdiri dari kepala sekolah dan guru SD, baik sekolah negeri maupun swasta untuk mengikuti sosialisasi pengawasan jajanan anak di lingkungan sekolah dasar (SD).
“Kedepannya nanti akan ada penertiban para pedagang yang menjual makanan di depan sekolah maupun yang berjualan di kantin sekolah, dan bagi yang melanggar menjual makanan dan minuman yang mengadung zat kimia akan diberikan sanksi,” ujarnya.
Deasy mengatakan, kedepan akan dibuat tim penertiban atau pengawasan jajanan makanan yang terdiri dari beberapa orang dari tingkat kelurahan, kecamatan, sekolah, puskesmas dan sudin terkait.
Sementara itu, Dra. Dewi Prawitasari, Apt. M.Kes, mengatakan, makanan yang sehat bila tidak ada benda lain masuk ke makanan dan tanpa pengawet zat kimia. Makanan juga diharapkan tidak mengandung pewarna, pengawet makanan, serta bahaya biologi tidak tercemar bakteri baik dari binatang atau debu.
“Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari ketiga kriteria tersebut, jika salah satu saja ada maka makanan tersebut dijamin tidak baik untuk dikonsumsi terutama bagi anak anak,” tukasnya. (Idham/Kominfomas JT)