Pendidikan tidak bisa dipandang sebagai program semata. Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa.
“Kita harus mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat. Kita mendorong pendidikan menjadi gerakan semesta, yaitu gerakan yang melibatkan seluruh elemen bangsa; masyarakat merasa memiliki, pemerintah memfasilitasi, dunia bisnis peduli dan ormas/LSM mengorganisasi,” papar Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, saat membacakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada apel Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2015, di halaman Kantor Walikota Jakarta Timur, Senin (4/5).
Disebutkan, peringatan Hari Pendidikan Nasional, tidak bias dilepaskan dari sosok Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia yang hari kelahirannya pada tanggal 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
“Di Hari Pendidikan Nasional ini, mari kita kembalikan semangat dan konsep Ki Hadjar Dewantara bahwa sekolah harus menjadi tempat belajar yang menyenangkan,” kata Walikota, di hadapan para pejabat dan pegawai Pemkot Jakarta Timur yang hadir.
Ikhtiar besar kita untuk pendidikan, ujar walikota, hanya akan bias terwujud apabila kita semua terus bekerja keras dan membuka lebar partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pendidikan.
“Mulai hari ini, kita harus mengubah perspekstif bahwa pendidikan bukan hanya urusan kedinasan di pemerintahan, melainkan juga urusan kita dan ikhtiar memajukan pendidikan adalah tanggung jawab kita semua,” pintanya. (Puji/Kominfomas JT)