Walikota Jaktim Buka Gebyar Nasional Anak Berkebutuhan Khusus

 Walikota Jakarta Timur Drs. H.R. Krisdianto, M.Si membuka Gebyar Nasional Ke-2 Anak Berkebutuhan Khusus, di Sekolah Islam Alam dan Sains Inklusif Al-Jannah Jl. Jambore Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Kamis (27/11). Pada kegiatan yang diadakan dalam rangka Milad Sekolah Islam Alam dan Sains Inklusif Al-Jannah ke 13 ini, juga dibagikan 1.000 Al Quran Braille hasil kerjasama Yayasan Al-Jannah dengan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.

Hadir pada kegiatan ini Camat Cipayung Iin Mutmainah, S.Sos, M.Si, Kasudin Dikdas Jakarta Timur Drs. H. Nasrudin, M.Pd dan Lurah Pondok Ranggon Mahpuz MZ, SH, MH. Selain itu tampak pula Ketua Yayasan Al-Jannah Hj. Siti Nurjanah, Direktur Sekolah Al-Jannah Tasyrifin Karim dan tamu undangan lainnya.

Diharapkan lewat pemberian Al Quran Braille tersebut, dapat membantu anak-anak tuna netra untuk membaca Al Quran. Selama ini, harga Al Quran Braille yang cukup mahal menjadi salah satu kendala bagi mereka. “Dengan adanya penyerahan bantuan ini semoga dapat membantu kebutuhan mereka,” kata Walikota, saat memberikan sambutan.

Walikota berharap agar kegiatan ini dapat memberikan motivasi kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) sehingga mereka merasa tidak sendiri dan diperhatikan. “Dengan pencanangan ini Pemprov DKI menargetkan akan menjadikan 7.000 sekolah regular menjadi sekolah inklusif dengan rincian 2.600 sekolah negeri dan 4.400 sekolah swasta yang tersebar di Ibukota,” katanya.

Walikota mengatakan, saat ini Provinsi DKI Jakarta sedang mengembangkan pendidikan inklusif bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Pendidikan inklusif tersebut, tidak membedakan anak berdasarkan kondisi fisik dan mentalnya.

“Ke depan, untuk pendidikan para ABK tidak lagi ditampung oleh Sekolah Luar Biasa (SLB) semata, tapi juga bisa di sekolah biasa yang diubah menjadi sekolah inklusif,” katanya.

Dirinya mengungkapkan, jumlah ABK di Provinsi DKI Jakarta tercacat cukup banyak. Hingga tahun 2013 lalu, ada sekitar 7.500 ABK yang terdata di Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. “Dari jumlah yang terdata, sebanyak 2.200 diantaranya bersekolah di 374 sekolah negeri regular dari tingkat TK sampai SMA,” kata Walikota.

Krisdianto mengatakan, selain amanat Undang-Undang, dengan diberikannya kesempatan ABK mengenyam pendidikan di sekolah reguler yang dijadikan inklusif, akan membantu anak-anak normal karena bisa belajar dari mereka. “Lewat program ini semoga visi kita dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dapat segera teruwujud,” tukasnya.

Hj. Siti Nurjanah, Ketua Yayasan Al-Jannah mengatakan,  Sekolah Islam Alam dan Sains Inklusif Al-Jannah, mempunyai lingkup pendidikan dari pra SD (KB-TK), SD dan SMP. Pihaknya memberikan fasilitas bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dengan tujuan mengembangkan potensi individual serta aspek akademik yang dikembangkan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing anak.

“Hal tersebut sejalan dengan program Pemprov DKI Jakarta yang mencanangkan diri menjadi Provinsi pendidikan inklusif,” tuturnya.

Dalam rangkaian peringatan milad Al -Jannah ke 13, selain digelar Gebyar Nasional ke 2 Anak Berkebutuhan Khusus, juga diadakan deklarasi Gerakan Sebar 1.000 Al Quran Braile Nusantara. “Pemberian 1.000 Al Quran Braille hasil kerjasama Yayasan Al-Jannah dengan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, untuk Yayasan Tuna Netra dan anak-anak kebutuhan khusus dari SLB Payakumbuh di Sumatera Barat, Jawa Barat dan Semarang,” ujarnya.

Pada kegiatan ini juga dipamerkan hasil karya dan kreatifitas dari anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka juga tampil unjuk kemampuan di hadapan para tamu undangan.(Rodin Daulat/Kominfomas JT)