Asal-usul yang menjadikan nama Cibubur menjadi nama sebuah kawasan yang melampaui otonominya ialah wacana Pemindahan ibukota negara ke Jonggol. Dimana, Cibubur yang dilalui Jalan Transyogi yang menjadi salah satu akses menuju ibukota negara baru tersebut, banyak investor yang melirik, khususnya bidang properti. Sejak saat itu, perusahaan properti lebih suka menggunakan nama Cibubur, meski diluar wilayah Kelurahan Cibubur.
SEJARAH
Pada masa sebelum kemerdekaan wilayah Kelurahan Cibubur merupakan ujung tenggara dari wilayah Meester Cornelis (Kabupaten Jatinegara) yang berbatasan langsung dengan Onderafdeling Jonggol pada zaman Belanda. Kemudian, Pada 19 Agustus 1945, PPKI menetapkan keputusan mengenai pemerintahan daerah Indonesia diantaranya, untuk sementara waktu daerah Indonesia dibagi dalam delapan provinsi yang dikepalai seorang gubernur. Asal muasal wilayah DKI Jakarta modern merupakan hasil perluasan yang tidak hanya meliputi Kotapraja Jakarta tetapi juga diperluas kearah timur dan selatan yang meliputi sebagian Kabupaten Jatinegara (Srengseng, Cawang, Pasar Minggu, Kebayoran) dan Kawedanan Kramat Jati (Ciracas dan Cibubur).
Pada tahun 1990an, nama Cibubur mulai bersinar bahkan beberapa perumahan di wilayah luar Cibubur menggunakan nama tersebut sebagai salah satu strategi marketing. Bersinarnya nama Cibubur banyak dipengaruhi oleh wacana Megaproyek Kota Mandiri Jonggol yang digadang-gadang menjadi Calon Ibukota Indonesia pada zaman Orde Baru, hal tersebut membuat banyak pengembang berdatangan untuk membangun perumahan, pusat perbelanjaan dan pusat-pusat ekonomi lainnya didaerah ini.