PISANGAN TIMUR
Dalam dua peta di Hindia-Belanda, Pisangan Timur –
salah satu kelurahan di Kecamatan Pulo Gadung – tidak
ada. Yang ada adalah Tjipinang Pisangan dan Pisangan 1.
Dalam Regerings-Almanak voor Nederlandsche-Indie antara 1867
sampai 1903, tanah partikelir ini beberapa kali ganti nama.
Tjipinang Pisangan, Tjipinang Papisangan, dan Tjipinang
Pisangan of Djembatan Kompeni. Sempat kembali ke nama
Tjipinang Pisangan, dan terakhir tercatat sebagai Tjipinang
Pisangan of Djembatan Kompeni. Of adalah kata dalam Bahasa
Belanda yang artinya ‘atau’.
Melihat Batavia Sigai Meisai-Zu -- peta Batavia yang
digunakan Jepang -- dan Plattegrond van Batavia, Djembatan
Kompeni adalah entitas tersendiri dengan nama Tjipinang
Djembatan Kompeni. Letaknya relatif jauh dari Tjipinang.
Tidak diketahui kapan nama Pisangan muncul dalam peta
Hindia-Belanda. Topographische Kaart der Residentie Batavia
1866 tidak memunculkan nama Pisangan di antara kampung-
kampung di tanah partikelir Cipinang Vrededal dan Cipinang.
Namun, kita mungkin bisa berasumsi nama Pisangan telah ada
sejak era VOC, tepatnya antara 1684-1740, ketika terjadi utilisasi
lahan Ommelanden untuk kebun buah-buahan1.
Saat itu pemilik tanah partikelir menyewakan tanahnya
kepada investor skala kecil untuk budi daya tanaman buah-
buahan. Seorang Moor bernama Sedelebe, misalnya, menyewa
tanah di Klein Maroenda milik tuan tuan Oey Tsoanko, untuk
ditanami berbagai tanaman buah; manggis, jeruk bali, sirsak,
kelapa, serta tebu dan sayuran. Tidak sedikit pula pekebun yang
menggunakan tanah sewaan untuk budidaya satu jenis buah
(monokultur).
Pada periode ini kampung-kampung yang menggunakan
nama kebun buah-buahan muncul di sekujur Ommelanden. Misal
Kebon Manggis, Kebon Kayu Manis, Kebon Nanas, dan Kampung
Rambutan. Kampung Pisangan di tanah partikelir Tjipinang
diperkirakan muncul saat yang sama.
Namun, pisang tidak ditanam dalam skala industri di
Pisangan. Tidak ada catatan kebun pisang sedemikian luas,
dengan pekerja di dalamnya, membentang di Pisangan. Pisang
ditanam penduduk di pekarangan sekeliling rumah penduduk,
dan dalam jumlah yang besar untuk menjaga pasokan buah
pisang ke Pasar Meester Cornelis.
SDN Pisangan Timur 01 (Baluel),
sekolah peninggalan Belanda yang kini
menjadi bangunan cagar budaya terletak di Jl Pisangan Lama I No 38, Pulo
Gadung. (Sumber: Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur)
Tanah Eilbracht
Tidak diketahui kapan Pisangan menjadi tanah partikelir.
Yang pasti, pada paruh pertama abad ke-19, tanah partikelir ini
dimiliki Jacobus Eilbracht – seorang pedagang yang mencoba
mencari peruntungan dengan membuka persawahan dan budi
daya rumput2. Ia adalah putra mantan pedagang VOC yang
banting stir dengan berkarier di Angkatan Laut Republik Bataaf
setelah kongsi dagang Hindia-Timur itu bangkrut3.
Jacobus Eilbracht menikah dengan Tjabaria (Tjiberia) van
Benkoelen, seorang perempuan budak dari Bengkulu, di Batavia
23 Maret 1850. Keduanya memiliki empat anak; Willem, Charles,
Sarah, dan Jacob. Setelah Jacobus Eilbracht meninggal
11 July 1872, tanah partikelir Tjipinang Pisangan jatuh ke tangan
William Eilbracht4.
Sama seperti ayahnya, William tidak mengubah tanah
partikelir itu untuk budidaya tanaman lain. Dalam Rergeings-
Almanak voor Nederlandsche-India 1876, nama tanah itu berubah
menjadi Tjipinang Papisangan of Djembatan Kompeni. Pada
25 November 1897, William Eilbracht meninggal dalam usia 62
tahun, dan tanah Tjipinang Pisangan of Djembatan Kompeni
dikelola Kariena Eilbracht, janda William Eilbracht5.
SDN Pisangan Timur 01 (Baluel), sekolah peninggalan Belanda yang kini
menjadi bangunan cagar budaya terletak di Jl Pisangan Lama I No 38, Pulo
Gadung. (Sumber: Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur)
Tidak diketahui kapan Kariena Eilbracht meninggal dunia.
Yang pasti, tak lama setelah kematian Willem Eilbracht, Tjipinang
Pisangan of Djembatan Kompeni dijual ke landheer Tionghoa Oei
Boen Tjoan6. Dalam Regerings-Almanak voor Nederlandsche-
Indie 1929, nama Tjipinang Papisangan of Djembatan Kompeni
tidak tertera lagi.
Kampung Kecil
Tjipinang Pisangan bukan kampung besar dengan banyak
penduduk. Tahun 1870, saat tanah partikelir itu masih dikuasai
Jocabus Eilbracht, Tjipinang Papisangan adalah rumah bagi 60
jiwa. Rincinya, tiga orang Eropa dan lainnya pribumi7. Namun
tahun 1900 jumlah penduduk Tjipinang Papisangan menjadi 405
jiwa. Tidak ada penjelasan jumlah keluarga yang bermukim di
tanah partikelir itu, dan apakah lonjakan terjadi akibat
pendatang dari luar.
Tiga tahun kemudian, atau tahun 1903, jumlah penduduk
Tjipinangan Pisangan menurun sampai tinggal 217 jiwa.
Penjelasan paling mungkin akibat penurunan ini adalah
penduduk Tjipinang Papisangan adalah bujang sawah, atau
petani penggarap lahan. Biasanya, petani akan meninggalkan
tanah partikelir setelah musim panen berakhir dan perhitungan
bagi hasil selesai. Mereka kembali ke kampung halaman, atau
bekerja sebagai buruh serabutan di kota yang mungkin
menawarkan penghasilan lebih baik.
Pisangan Timur yang menjadi kelurahan di Kecamatan Pulo Gadung adalah
Pisangan 1 dalam Garnizoenskaart Batavia en Omstreken. (Sumber:
colonialarchitecture.eu)
Dalam Garnizoenskaart Batavia en Omstreken, tidak ada laga
nama Tjipinang Pisangan, Tjipinang Papisangan, dan Tjipinang
Pisangan of Djembatan Kompeni. Yang ada adalah Pisangan 1 dan
Pisanganbaroe, dan keduanya adalah permukiman padat di
tanah partikelir Tjipinang Vradedal.
Status Tjipinang Vradedal sebagai tanah partikelir berakhir
tahun 1951, ketika Republik Indonesia mengambil alih tanah-
tanah partikelir milik asing. Nama Tjipinang Vradedal hilang, tapi
nama-nama kampung di dalamnya abadi. Pisangan salah satunya.
SDN Pisangan Timur 01 (Baluel), sekolah peninggalan Belanda yang kini
menjadi bangunan cagar budaya terletak di Jl Pisangan Lama I No 38, Pulo
Gadung. (Sumber: Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur)
Catatan Kaki
1. Bondan Kanumoyoso dalam Beyond the city wall : society and economic
development in the Ommelanden of Batavia, 1684-1740
2. Regerings-Almanak voor Nederlandsche-Indie 1867
TOPONIMI JAKARTA TIMUR ________________________
390
3. https://gw.geneanet.org/prodigue?lang=en&n=eilbracht&oc=0&p=jacobu
s
4. Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indien 1876
5. Regerings-Almanak voor Nederlandsche-Indie 1900
6. Regerings-Almanak voor Nederlandsche-Indie 1903
7. Nieuwe Bijdragen tot de Kennis der Bevolkingstatistiek van Java 1870
Kantor Kelurahan Pisangan Timur
Jl. H. Mugeni II No. 2 Kelurahan Pisangan Timur
Jam Operasional 07.30 - 16.00 WIB