Wakil Walikota Jakarta Timur Husein Murad meminta masyarakat mau membuka pintu rumahnya untuk para kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Pasalnya, selama ini banyak kader Jumantik yang mengaku kesulitan menjalankan tugasnya karena tidak diizinkan masuk ke rumah warga untuk memeriksa jentik nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Menurut Wakil Walikota, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya pemeriksaan jentik nyamuk ke rumah-rumah oleh para Jumantik. Kegiatan yang dilakukan setiap Jumat pagi ini, merupakan cara terampuh untuk mencegah berkembangnya penyakit DBD.
"RW 11 kelurahan Kayu Putih ini memang pemukiman yang cukup elit, rumahnya besar-besar. Saya mendapat informasi umumnya rumah-rumah disini enggan untuk dimasuki oleh petugas Jumantik,” kata Wakil Walikota.
Selain meminta kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, dirinya pun meminta agar kegiatan PSN tersu disosialisasikan kepada warga, lewat penguru RT/RW, Kelurahan dan Puskesmas setempat.
“Saya pikir ini tidak ada masalah, hanya saja masalahnya komunikasi, apabila warga tahu persis mengenai apa tujuannya PSN dan apa yang dilakukan oleh petugas itu pasti mereka dengan sukarela dengan membuka diri, bahkan tadi dengan RT dan RW sudah saya sampaikan ini perlu adanya komunikasi dengan seluruh warga," tegas Wakil Walikota.
Pada kegiatan PSN kali ini, Wakil Walikota yang hadir bersama Kasudin Kesehatan Jakarta Timur Iwan Kurniawan dan Camat Pulogadung Alawi ikut masuk ke rumah-rumah warga. Dengan berbekal lampu senter, Husein memeriksa tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD.
Dari tiga rumah yang didatangi Wakil Walikota, berhasil didapati jentik nyamuk DBD di salah satu rumah warga. “Kita temukan jentik di dalam tempat yang tergenang air. Setelah didata, akan kita lakukan kembali bimbingan mengenai fungsi dan tujuan PSN ini kepada warga sekitar," jelasnya.
Sepanjang tahun 2016 ini, tercatat ada 220 warga yang positif terjangkit penyakit DBD tersebar di 10 kecamatan yang ada di Jakarta Timur. Untuk di Kecamatan Pulogadung sendiri, tercatat ada 43 orang yang terkena penyakit yang mematikan tersebut.
“Untuk Kecamatan Pulo Gadung ada 43 orang dan ini yang paling banyak. Oleh itu, saya titip terhadap seluruh warga RW/RT, kader Jumatik, Kelurahan, Kecamatan juga media untuk kesadaran masyarakat dan bagaimana mengedukasi masyarakat supaya PSN ini yang kita utamakan," pungkasnya. (Ajid/Kominfomas JT)