Jaktim Gelar Gerakan Mengajar 1.000 Guru PAUD Dan TK

Masa emas inteligensi manusia berada pada usia 0-5 tahun. Pada masa ini metode pengajaran juga harus dibenahi, karena itu pengajaran yang baik perlu dilakukan pada usia tersebut.

Hal ini mengemukan dalam acara Gerakan Mengajar 1.000 Guru PAUD dan TK yang digelar di Ruang Serba Guna Blok C Kantor Walikota Jakarta Timur, Selasa (1/3). Acara yang dibuka oleh Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur Junaidi ini diikuti  400 guru PAUD dan TK di wilayah Jakarta Timur.

Acara ini sendiri diselenggarakan Sekolah Kids Republic Jakarta Timur dari Yayasan Batin Cahaya Bangsa bekerja sama dengan Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Timur. Gerakan Mengajar 1.000 Guru (GMSG) yang dibentuk bulan September 2015 ini sendiri, bertujuan untuk mempersiapkan pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan PAUD dan TK.

Zita Anjani, pendiri Sekolah Kids Republic Jakarta Timur mengatakan, saat manusia berumur 0-8 tahun otak manusia bersifat seperti spon. Otak akan dengan mudah menyerap informasi.

"Jadi anak bisa dengan cepat belajar ketika masih kecil. Inteligensi manusia berkembang pada masa keemasan yaitu umur 0-5 tahun," kata dia.

Menurut Zita, pada masa itu penting bagi anak melatih sensor motoriknya karena akan berpengaruh juga pada perkembangan otak secara fisik maupun fungsinya. Untuk itu, metode pengajaran juga harus dibenahi.

Metode seperti menghafal, mendikte dan mencatat, menurut Zita, sudah tidak lagi relevan di zaman sekarang. Yang dibutuhkan yakni metode pengajaran yang dua arah atau berdiskusi, anak dibebaskan untuk menyampaikan pendapat.

"Indonesia sudah saatnya memperbarui metode pendidikan anak usia dini. Tujuannya agar anak-anak mampu bersaing di masa depan," tuturnya.

Zita mengadopsi metode PAUD dari Maria Montessori. Montessori merupakan pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode yang ditekankan yakni pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya serta aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademik dalam keterampilan fisik.

"Ciri lainnya yakni adanya pembinaan, peralatan otodidak untuk memperkenalkan berbagai konsep," ucap Zita. (Jonathan/Kominfomas JT)