Cegah DBD, Pemkot Gencarkan PSN 3M Plus di Jakarta Timur

Jakarta Timur, (29/4/2024) - Walikota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, meminta peran aktif para lurah dan camat di wilayahnya demi mengoptimalkan pelaksanaan pengendalian vektor demam berdarah dengeu (DBD) melalui kegiatan PSN-3M Plus, yang dilaksanakan dua kali dalam sepekan. 

Ini dilakukan mengingat tingginya kasus berdasarkan tinggi angka kesakitan atau Incidence Rate (IR) DBD secara nasional. Karena itu, PSN-3M Plus menjadi fokus perhatian dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat. 

Kecepatan angka insiden (IR) per 100 ribu penduduk dalam periode tiga minggu terakhir digunakan sebagai indikator kecepatan penambahan kasus DBD. Penegasan itu diungkapkan Walikota saat memimpin Apel Senin Pagi di halaman Kantor Walikota, Senin (29/4/2024). 

“Para lurah, camat, dapat terus meningkatkan peran serta masyarakat di lingkungan masing-masing dengan gerakan 1 rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di seluruh tatanan minimal seminggu sekali secara serentak dan terus menerus,” kata Walikota. 

Apel Senin Pagi diwarnai penyematan selendang merah oleh Walikota terhadap wilayah yang mengalami peningkatan kasus DBD berdasarkan data 24 April dari Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur. Selendang merah diterima  Kecamatan Cakung sebagai wilayah tertinggi dengan kecepatan angka IR 25,23 persen. Disusul Kecamatan Pasar Rebo dan Kecamatan Matraman.

“Kita berikan penyematan selendang merah ini menjadi bagian perhatian. Apalagi Kelurahan Cakung Barat yang merupakan IR tertinggi ini harus kembali digencarkan PSN 3M Plus secara serius, ini merupakan langkah serius kita untuk memberikan motivasi kepada mereka” tegasnya. 

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Mefendy menjelaskan, untuk menekan kasus DBD, Sudin Kesehatan menggalakan PSN 3M plus bersama unsur masyarakat, kelurahan dan kecamatan. 

"Setiap kegiatan kita kerahkan dua hingga tiga  petugas kesehatan," ungkapnya. 

Menurutnya,  usia paling banyak terkena DBD ini adalah anak-anak. Karena itu, sekolah merupakan kelompok rentan terjadi penularan sehingga bisa menjadi sasaran pada program pengendalian dan pencegahan DBD. 

Disebutkan, meskipun angka Insidens Rate Kumulatif Jakarta Timur tidak setinggi wilayah lain, namun jumlah kumulatif kasus secara total cukup terlihat tinggi. Sehingga, peluang terjadinya penularan DBD di masyarakat masih tinggi, ditambah masih tingginya curah hujan sepanjang periode ini. (AJ)