Jakarta Timur, (5/9/2024) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang bersama Kementerian Perindustrian dan Yayasan Batik Indonesia berkolaborasi melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Wirausaha Baru Industri Kecil dan Menengah (IKM) Batik. Kegiatan dikuti 25 warga binaan lapas kelas 1 Cipinang, di Aula Serbaguna Lapas Kelas 1 Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (6/9/2024).
Kegiatan kolaborasi bertujuan mewujudkan wirausaha yang berdaya saing. Menurut E.P. Prayer Manik, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang, kegiatan juga bertujuan membekali para warga binaan dengan keterampilan baru di bidang industri kreatif, khususnya batik, sebagai wujud komitmen pemerintah dalam membangun kemandirian ekonomi melalui pengembangan wirausaha baru di lembaga pemasyarakatan.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat struktur industri nasional dengan menciptakan wirausaha baru dan meningkatkan daya saing IKM, dan sebagai salah satu perwujudan 3 (tiga) pilar utama di dalam membangun narapidana menjadi manusia yang mandiri. Ketiga pilar tersebut di antaranya masyarakat, petugas pemasyarakatan dan narapidana," jelasnya.
Kegiatan itu turut dihadiri Kepala Suku Dinas UMKM Jakarta Timur Derliana Melinda Sagala, Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Erwedi Supriyatno, serta Tonny Nainggolan selaku Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta. Selain itu turut hadir pula para stakeholder dan tamu undangan lainnya yang turut berperan penting dalam terselenggaranya kegiatan.
Pada kesempatan itu, Reni Yanita, selaku Dirjen IKM dan Aneka Kemenperin menjelaskan, IKM berperan strategis dalam perekonomian nasional dan menyerap 65,55 persen tenaga kerja industri dan membuka peluang usaha luas dengan sumber daya yang minimal. Alhasil dengan dibekalinya warga binaan dengan pelatihan, pihaknya berharap akan membuka peluang kerja dan usaha yang lebih luas di masyarakat apabila bebas nanti.
Sementara itu dalam sambutannya, Supriyanto, yang mewakili Direktur Jenderal Pemasyarakatan, menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Perindustrian dan Yayasan Batik Indonesia atas kolaborasi yang terjalin. Supriyanto berharap program ini dapat menjadi langkah awal bagi para warga binaan untuk mendapatkan keterampilan yang berguna setelah mereka bebas, serta berkontribusi dalam meningkatkan taraf hidup mereka.
Program ini juga diharapkan dapat diduplikasi di berbagai Lapas di seluruh Indonesia, sebagai salah satu bentuk pembinaan yang berkelanjutan dan berfokus pada kemandirian.
"Harapannya, kegiatan seperti ini tidak hanya membantu mencetak wirausaha baru, tetapi juga berperan dalamn menurunkan angka pengulangan tindak pidana melalui penguatan ekonomi para warga binaan. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari sinergi yang erat antara Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian Perindustrian, dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait untuk menciptakan perubahan positif di lingkungan pemasyarakatan," ungkapnya. (JS)