Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana membuka Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke 71 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Jalan Harapan Indah, lapangan volly Sekretariat RW 12 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Sabtu malam (27/8). Pagelaran wayang kulit ditandai dengan penyerahan secara simbolis tokoh wayang Puntadewa oleh Walikota kepada Ki Dalang Sigit Djono Saputro.
Pagelaran wayang kulit dengan lakon, "Wahyu Tanjung Seto" tersebut terselenggara oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dengan Persatuan Pedalangan Seluruh Indonesia (PEPADI) Provinsi DKI Jakarta. Hadir pada kesempatan ini, Ketua PEPADI Provinsi DKI Jakarta Darujimat, Kepala Unit Museum Seni (Museum Wayang) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Mardi, Camat Makasar Ari Sonjaya, Lurah Cipinang Melayu Angga Sastra, para pengurus RT/RW serta tokoh masyarakat dan warga setempat.
Walikota menyambut baik pagelaran wayang kulit dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-71 ini. Kegiatan ini menurutnya sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan Indonesia.
"Ini sangat positif ya. Saya senang dan bangga. Terlihat masyarakat sangat antusias pada pagelaran ini. Juga diketahui bahwa sejarah pewayangan itu penuh arti dan makna. Jadi, dengan adanya pagelaran wayang ini akan menambah wawasan mengenai sejarah untuk penerus bangsa kita," kata Walikota.
Walikota menambahkan, pagelaran wayang kulit dilangsungkan semalam suntuk dengan jalan cerita yang panjang untuk menghibur. Selain sebagai sarana hiburan, pertunjukan atau pagelaran wayang kulit juga digunakan sebagai sarana pendidikan.
“Dampak saat ini banyak anak-anak usia dini dan remaja yang lebih paham dan mengerti kebudayaan asing di bandingkan kebudayaan indonesia. Nah diharapkan melalui pagelaran Wayang Kulit ini mampu mengangkat penerus bangsa akan pentingnya melestarikan kebudayaan Indonesia," tambahnya.
Menurutnya, wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang berkembang khususnya di daerah Jawa. Cerita yang diangkat untuk melakonkan wayang kulit biasanya berasal dari kisah Ramayana dan Mahabrata yang telah banyak diketahui masyarakat dan telah melegenda.
"Diwilayah ini kan mayoritasnya suku Jawa. Jadi pagelaran wayang kulit ini akan lebih mengena di semua kalangan. Untuk itu saya berharap ikuti pagelaran Wayang Kulit yang penuh arti hingga selesai, kan tujuannya dapat memperluas wawasan kita tentang kebudayaan Indonesia," pungkasnya. (Ajid/Kominfomas JT)