Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana menegaskan akan terus kerja keras untuk menekan laju pertambahan penduduk. Salah satu upaya yang dilakukan dengan terus mencanangkan Kampung KB di setiap Kelurahan, bersamaan saat peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Walikota mengatakan, Kampung KB di Jakarta Timur hingga saat ini telah terbentuk di tujuh lokasi. Namun, dalam waktu dekat ini akan bertambah seiring dengan peresmian RPTRA yang telah disinergikan dengan program pembentukan Kampung KB.
“Kami terus berupaya dengan berfikir keras dalam menekan laju pertambahan penduduk di Kota Jakarta Timur dengan adanya Kampung KB. Hingga saat ini sudah terbentuk sebanyak tujuh lokasi diantaranya, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kelurahan Cililitan, Kelurahan Cakung Barat, Kelurahan Kampung Tengah, Kelurahan Utan Kayu Utara, Kelurahan Cibesel dan akan bertambah dengan seiringnya peresmian RPTRA,” kata Walikota, usai menutup kegiatan TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK) Tahun 2016 Tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur di Kantor Kecamatan Pulogadung, Selasa (18/10).
Menurutnya, program Kampung KB yang disinegikan dengan RPTRA dan kelurahan, merupakan upaya yang cukup efektif dalam mensosialisasikan pentingnya membangun Keluarga Berencana. “Karena itu, pencanangan kampung KB tepat digelar di RPTRA dan di Kelurahan. Tujuannya, penguatan KB dapat melibatkan langsung masyarakat,” paparnya.
Walikota berpesan, menjadi keluarga berencana tidak hanya cukup melahirkan dua anak. Tetapi juga harus membuat perencanaan ke depan terkait masa depan anak-anaknya. Karenanya, penting bagi para ibu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak sejak kecil, serta memiliki perencanaan pendidikan dan kesehatan anaknya.
“Jadi tugas dan fungsi Kampung KB juga terus memberikan edukasi mengenai pentingnya KB, serta memperhatikan tumbuh kembang anak sejak kecil. Bagaimanapun, generasi anak-anak kita harus lebih baik dari kita,” pesannya.
Walikota berharap, program Kampung KB dapat sebagai percontohan untuk meningkatkan cakupan peserta KB baru dengan meningkatkan peserta KB aktif, menurunkan jumlah pasangan usia subur yang tidak ingin menambah anak tetapi tidak terlindungi obat dan alat kotrasepsi. Sesuai dengan yang diharapkan, program KB mutlak harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Karena program KB merupakan investasi generasi muda,” pungkasnya. (Ajid/Kominfomas JT)