Gunakan Palu Godam, Walikota Jaktim Bongkar Lapak PKL Di Kramatjati

Sedikitnya 100 bangunan liar yang berdiri diatas saluran air Trans Halim dan Jalan Al Amin, depan Pusat Grosir Cililitan (PGC), dibongkar petugas Satpol PP Kecamatan Kramatjati, Selasa (25/2). Penertiban yang dipimpin langsung Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana berjalan dengan lancar.

Walikota sendiri bersama dengan petugas Satpol PP membongkar satu-persatu bangunan liar yang sehari-hari untuk digunakan berdagang. Dengan menggunakan palu godam, tanpa ragu Walikota membongkar tembok lapak PKL.

Walikota mengatakan, keberadaan bangunan liar tersebut sudah menyalahi aturan tata ruang, karena diidirikan di atas saluran air dan trotoar jalan. Menurutnya, saat hujan turun di depan Pusat Grosir Cililitan (PGC) sering terjadi genangan air karena ada saluran air yang tersumbat sampah dan diatasnya berdiri bangunan liar.

Kegiatan penertiban bangunan liar ini merupakan Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta dalam hal tertib hunian dan tertib sampah. Warga di sekitar wilayah tersebut menurutnya juga sangat mendukung dilakukannya penertiban ini.

“Penertiban ini juga dari keluhan warga yang sangat tertanggu dengan bangunan liar yang ada. Maka kita semakin yakin untuk menertibkan bangunan liar yang ada di Trans Halim dan Jalan Al Amin,” ujar Walikota.

Menurutnya, inrit yang ada disepanjang jalan sebaiknya dibuka saja agar tidak dijadikan lapak PKL untuk berdagang. Jika terbuka, justru akan mempermudah membersihkannya bila saluran air tersumba sampah.

“Saluran air ini akan kita kembalikan sesuai dengan fungsinya, tidak ada lagi yang boleh mendirikan bangunan untuk berjualan diatas saluran air,” ujar Walikota.

Camat Kramatjati, Eka Darmawan, mengatakan, bangunan liar yang dibongkar yang berdiri diatas trotoar jalan dan diatas saluran air, di Trans Halim ada sekitar 30 bangunan liar dan di Jalan Al Amin ada sekitar 70 bangunan liar para PKL.

“Penertiban ini dilakukan karena bangunan berdiri diatas saluran air dan trotoar dan kita ingin mengembalikan fungsinya sesuai dengan tata ruang, supaya pada saat terjadi banjir akan lebih cepat teratasi,” ujar Eka.

Menurutnya, dengan dibongkarnya bangunan diatas saluran akan mempermudah untuk membersihkan saluran air yang mampet, sehingga diharapkan saat hujan turun tidak terjadi banjir.

“Selama ini jika kita ingin membersihkan saluran air mengalami kesulitan karena banyaknya bangunan yang berdiri diatas saluran air, dengan dibongkarnya bangunan liar ini kedepan akan lebih mudah mengatasi air yang tidak mengalir,” kata Eka.

Eka mengatakan, penertiban ini sudah disosialisasikan dan warga sekitar setuju. Bahkan ada beberapa bangunan yang sudah dibongkar sendiri oleh pemiliknya.

“Untuk relokasi para pedagang ini, rencananya dari Sudin Koperasi UMKMP Jakarta Timur membebaskan tanah seluas 14.000 m2 yang lokasinya ada di Kelurahan Kramatjati untuk menampung pedagang yang ada di Jalan Raya Bogor. Begitu juga pedagang yang ada di Jalan Al Amin sudah didata semua untuk direlokasi ketempat yang akan disediakan,” papar Eka.

Eka berharap, para pedagang yang bangunannya dibongkar bisa berdagang kembali dilokasi yang nantinya akan dibangun di Kelurahan Kramatjati. Setelah pembongkaran ini nanti dari Sudin Tata Air akan menormalisasi saluran air yang ada dan sepanjang jalan akan diletakkan pot tanaman agar para pedagang tidak kembali masuk.

Sementara itu, Ibu Islah pedagang sayur yang berjualan di Jalan Al Amin, mengaku pasrah saat tempat berjualan sayurnya ditertibkan petugas Satpol PP.  “Saya pasrah saja pak karena emang saya salah dagang ditempat yang dilarang berjualan, ya besok saya tidak berjulan lagi disini soalnya lapak saya juga sudah dibongkar,” ujarnya.

Menurutnya, memang sebelumnya sudah ada sosialisasi dan pemberitahuan dari Kelurahan dan Kecamatan Kramatjati bahwa akan dilakukan penertiban. Namun dirinya terpaksa tetap berjulan agar bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. (Idham/Kominfomas JT)