29 Guru PAUD Penerima Beasiswa BAZIS Jaktim Lulus S1

Sebanyak 29 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)  penerima beasiswa dari BAZIS Jakarta Timur berhasil lulus sarjana pendidikan dari FIP Universitas Negeri Jakarta. Sebanyak empat guru, berhasil lulus tahun lalu, sementara 25 guru lagi menjalani inagurasi sebagai calon wisudawati sarjana pendidikan di Aula Daksinapati Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNJ Rawamangun, Selasa (28/2).

Inagurasi sendiri dilakukan oleh Ketua Program Studi Pendidikan Guru PAUD FIP UNJ, Dr. Yuliani Nurani, MPd, disaksikan Pembantu Dekan III Bahruddin dan Kepala BAZIS Jakarta Timur Drs Dwi Busara.

Pada kesempatan itu Yuliani mengatakan semua peserta inagurasi semester 105 ini ada 57 mahasiswa calon wisudawati. Terdiri dari 25 orang mahasiswa  peserta kerjasama FIP UNJ dengan BAZIS dan TP PKK Jakarta Timur serta 32 orang mahasiswa reguler.

"Kelulusan ini bukan akhir, sebaliknya merupakan  titik awal untuk kiprah  selanjutnya dalam masyarakat," ujarnya.

Sementars  bagi yang reguler , Yuliani mengatakan, itu merupakan titik awal untuk meneruskan ke jenjang pendidikan S2. "Wisudanya nanti akan dilakukan di JITC Kemayoran pertengahan  Maret mendatang," ujarnya.

Dwi Busara dalam sambutannya mengungkapkan ini sudah takdir Allah, pihaknya dapat mengawal para guru PAUD ini dari awal kuliah tahun 2012 sampai lulus. Menurut Dwi, dari 31 orang guru PAUD peserta beasiswa BAZIS itu yang lulus tepat waktu 4 orang. Selebihnya harus mulur satu semester yang biaya kuliahnya tetap ditanggung BAZIS.

"Ada dua yang ketinggalan, itu harus lulus tahun ini juga," tambahnya.

Panitia mengumumkan dua lulusan terbaik yaitu Ny Hayanti (38) dengan IPK 3,44. Hayanti Kepala Sekolah PAUD Permatasari, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara dan satunya lagi, Amelinda Gamarosa Tutupoho mahasiswa reguler warga Tangerang dengan nilai IPKnya 3,64.

Usai dikalungkan selempang kelulusan banyak para guru PAUD yang menangis terharu ketika cium tangan Dr. Sri Martini, dosen pembimbing mereka.  "Mereka itu lulus penuh perjuangan. Sebab kalau gagal mengembalikan bea siswa berapa juta saja," kata Sri. (Jonathan/Kominfotik JT)