Mendikbud Tinjau UNBK Di SMKN 26 Jakarta

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Muhadjir Effendy yang didampingi Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana meninjau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer(UNBK) atau Computer Based Test (CBT) tahun ajaran 2016/2017 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 26 Jakarta, di Jalan Balai Pustaka Baru I, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulogadung, Rabu (5/4). Hadir mendampingi kunjungan Mendikbud, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur Muh. Roji, Camat Pulogadung Bambang Pangestu, Lurah Rawamangun M. Thamrin dan Kepala Sekolah SMKN 26 Jakarta Purwosusilo.

UNBK di SMKN 26 Jakarta diikuti 364 siswa. Pelaksanaan ujjian dibagi dalam dua sesi, yaitu sesi I pukul 08.00-10.00 yang diikuti 180 siswa dan sesi II pukul 10.30-12.30 yang diikuti 184 siswa.

Mendikbud mengatakan, sebelum ke SMKN 26 Jakarta, dirinya juga meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Disana, pelaksanaannya masih manual atau menggunakan kertas.

“Kemarin saya dari Wakatobi Sulawesi Tenggara yang termasuk daerah terpencil, di sana berjalan dengan baik dan di sana masih manual atau berbasis kertas. Malam harinya saya cek ke Kantor Polres Wakatobi, soal-soal juga masih dalam kondisi aman dan tidak terbukti adanya tanda gejala-gejala praktek kecurangan. Kemudian pagi harinya langsung dibagikan ke sekolah-sekolah dan cara-caranya juga masih sesuai dengan prosedur yang kita tetapkan” ujar Muhadjir.

Dalam kunjungannya ke SMKN 26 Jakarta, Mendikbud mengaku puas dan penyelenggaraan UNBK. “Hari saya berkunjung ke sini dan terlihat semua sudah menggunakan ujian berbasis komputer dan standar penyelengaraannya juga sudah sangat bagus, mudah-mudahan yang lain juga sama dengan yang sekarang ini,” ungkapnya.

Mneurutnya, pengawasan UN sudah memiliki standar yang baku. Untuk soal-soal ujian pun juga sudah dikendalikan dengan ketat, untuk mencegah adanya kebocoran.

“Kalau ditemukan kelemahan itu pasti ada,  justru saya turun ke sekolah-sekolah untuk mencari kelemahannya sehingga akan dijadikan bahan untuk perbaikan berikutnya sehingga jika ada kritik pasti kita senang dan tidak perlu khawatir karena saya menghargai koreksi atau kritik dari semua pihak demi  kebaikan bersama,”  katanya.

Mendikbud juga akan menindak tegas para oknum guru yang melakukan kecurangan. “Jika dia guru dengan status PNS, saya akan meminta untuk dipecat dan jika dia guru swasta, saya akan memanggil pihak yayasan untuk mengambil tindakan yang tegas. Kita sudah membentuk tim untuk menangani ini dan juga sudah meminta kepada Dirjen GTK, jika guru tersebut sudah mendapat tunjangan profesi akan kita cabut dan dilarang untuk mengajar,” tuturnya.

Dirinya berasumsi, kalau sekolah itu bersih dari praktek-praktek kecurangan dan ketidakjujuran maka akan meningkatkan nilai peradaban. “Sekolah itu adalah hulu dari peradapan, tempat mengalirnya tata nilai yang ada di masyarakat. Maka kalau hulunya ini bersih mudah-mudahan ketika mengalir di tingkat hilir atau di tengah-tengah masyarakat menjadi lebih baik. Paling tidak mempunyai peran yang signifikan untuk menata peradaban masyarakat yang lebih baik untuk Indonesia lebih maju,” tandas Muhadjir. (Jonathan/Kominfotik JT)