Wagub DKI Minta Usai UN Tidak Dirayakan Dengan Hura-Hura

Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Djarod Saiful Hidayat, meminta para siswa SMA dan SMK agar tidak melakukan aksi corat-coret baju seragam dan konvoi di jalan usai mereka melaksanakan Ujian Nasional (UN). Menurut Djarod, selain tidak ada manfaatnya, sudah bukan jamannya lagi merayakan akhir masa belajar dengan hal-hal seperti itu.

“Janga hura-hura lagi. Itu sudah kuno, tidak mendidik dan mengganggu orang lain,” kata Djarot, disela-sela memantau pelaksanaan UN di SMK Negeri 10 dan SMA Negeri 14, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramatjati, Rabu (15/4).

Djarot menganjurkan agar diakhir pelaksanaan UN Tahun 2015, yaitu tanggal 15 April bagi tingkat SMA dan 16 April untuk SMK, para siswa melakukan doa bersama. “Mereka harus sujud syukur, berdoa supaya bisa diterima di perguruan tinggi negeri atau bisa diterima di jenjang yang lebih tinggi,” katanya.

Menurutnya, untuk melepas masa-masa pendidikan mereka di SMA/SMK, para siswa dapat melakukan hal-hal yang positif. “Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merayakan kelulusan, seperti menyumbang seragam sekolah, buku-buku pelajaran, mengadakan bakti sosial di sekolah dan masyarakat disekitarnya,” kata Djarot yang dalam kunjungannya ini didampingi Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana.

Terkait pelaksanaan UN secara umum di Provinsi DKI Jakarta selama tiga hari ini, menurut Djarot telah berjalan dengan baik dan lancar. Dirinya juga berharap, UN dengan basis komputer atau computer based test (CBT) dapat diterapkan di seluruh sekolah negeri pada tahun depan.

UN dengan sistem komputer menurut Djarot, banyak kelebihannya, antara lain tingkat kebocoran soal yang dapat dikatakan hampir tidak ada, pengerjaannya lebih mudah dan akurasi jawaban lebih tinggi, serta tidak ada contek-menyontek antar siswa.

“Kita harapkan UN sistem komputer dapat dilakukan disemua SMK/SMA pada tahun depan,” ujarnya.

Menyangkut fasilitas komputer untuk kebutuhan UN di sekolah-sekolah, menurut Djarot dapat diadakan. Namun dirinya berharap, pengadaan perangkat komputer di sekolah-sekolah harus jelas spesifikasinya.

“Jangan yang jadul-jadul.  Harus betul-betul yang bagus, mereknya juga betul-betul ada garansinya. Tahun depan kalau memungkinkan semuanya menggunakan sistem komputer,” tukas Djarot. (Rodin Daulat/Kominfomas JT)