Walikota Jaktim Ajak Masyarakat Dapat Kelola Sampah Secara Mandiri

Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, ajak masyarakat melalui RT/RW dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Menurut Walikota, sampah bila dikelola dengan baik dapat memberikan nilai ekonomi seperti yang rasakan warga di RW 12 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar.

"Sampah perlu dikelola dengan baik, dan bahkan dari sampah warga dapat menghasilkan uang seperti yang dilakukan oleh warga RW12 Kelurahan Cipinang Melayu yang telah mengelola sampah dengan baik sehingga bisa mensejahterakan warganya," kata Walikota, saat menghadiri kerja bakti bersama warga RW 12 kelurahan Cipinang Melayu, Minggu (19/4).

Menurutnya, RW 12 Kelurahan Cipinang Melayu patut contoh oleh wilayah-wilayah lainnya di Jakarta Timur. Walaupun berada di pinggiran kali, namun masyarakatnya sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan.

“Warga tidak ada yang buang sampah ke kali karena sudah ditampung di bank sampah yang dimiliki RW.12 Kelurahan Cipinang melayu,” kata Walikota.

Walikota mengaku, saat dirinya memasuki lingkungan RW 12,  sangat terkesan sekali.  Lingkungannya bersih dan hijau, sehingga terlihat asri sangat sekali.

“Saya sangat senang sekali. Lingkungan walaupun sempit, namun jika bersih dan hijau pasti akan nyaman untuk dihuni," tukas katanya.

Menurutnya, polusi udara saat ini sudah sangat mengkhawatirkan sehingga perlu banyak pepohonan. Masalah sampah menurutnya, harus terus menjadi perhatian bersama dan harus ada penanganan khusus untuk sampah yang berasal dari rumah tangga.

"Walaupun lingkungan sudah bersih, kerja bakti setiap minggu harus tetap dilakukan untuk memelihara dan menjaga lingkungan yang sudah bersih agar bisa dipertahankan," pesan Walikota.

Sementara itu Ketua RW12 Kelurahan Cipinang Melayu,  Onggo Djalu, mengatakan, warga dalam mengelola sampah mempunyai yang bank sampah. Sampah-sampah dari rumah warga,  dikelola menjadi pupuk kompos dan kerajinan tangan.


"Semua sampah yang masuk ke bank atau koperasi sampah ini selalu didata, baik itu berat sampah, jenis sampah dan uang hasil penjualan sampah semua tercatat dengan baik secara manual oleh pengurus," paparnya.

Menurut Onggo, dari tahun 2008 sampai 2015, bank sampah di wilayahnya  sudah menghasilkan uang sebanyak Rp 142 juta. Uang yang masuk berasal dari hasil penjualan sampah kering, selain itu ada juga kerajinan tangan dan pupuk kompos.

"Uang tersebut digunakan untuk keperluan RW12 dan bisa dipergunakan untuk dipinjaman kepada anggota untuk membeli barang keperluan di rumah,” ujarnya.

Untuk pengembalian uang, biasa dibayar tunai maupun bisa dibayar dengan sampah atau barang bekas dengan cara dicicil. “Kita punya kartu untuk mendata sampah atau barang bekas apa saja yang masuk ke bank sampah yang telah menjadi koperasi mandiri warga RW.12 ini," papar Onggo.

Onggo mengatakan, warga setempat sangat peduli sekali dengan kebersihan lingkungan. Namun dirinya mengaku masih kekurangan taman untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH), bermain dan interaksi warga.

"Tidak ada RTH saja kita warga RW.12 sangat memelihara dan menjaga keasrian lingkungan, apalagi jika lingkungan kita dibuatkan RTH oleh pemerintah pasti akan dijaga baik-baik," tukas Onggo. (Idham/Kominfomas JT)