Setelah dilanda banjir, RW 03 Kelurahan Jati, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, dilakukan penyemprotan cairan lisol atau lisolisasi, Jumat (28/2/2020). Lisolisasi bertujuan untuk mengeliminasi bakteri leptospirosis.
Aksi tersebut dipimpin oleh Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur, Usmayadi, dan melibatkan langsung masyarakat termasuk petugas kesehatan dan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik).
"Kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga kampung kita," pungkas Usmayadi.
Ketua RW 03 Kelurahan Jati, Chairil Anwar, menyampaikan, penyemprotan tersebut dilaksanakan di 5 RT yang terdampak banjir sebelumnya, yaitu RT 03, RT 04, RT 05, RT 06, dan RT 015. Meski banyak wilyah terdampak banjir, ia mencatat tidak ada warga yang terkena penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) atau penyakit pascabanjir lainnya.
"Tadinya di 5 RT ini terdampak banjir, maka memang diperlukan karbolisasi agar tidak ada penyakit usai banjir ini," ujar Chairil.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kecamatan Pulogadung, Heri Sianto, menjelaskan, pascabanjir dikhawatirkan muncul penyakit yang berisiko, seperti leptospirosis. Penyakit tersebut disebabkan oleh bekas urine dari tikus.
Ia menyebutkan, dalam penyemprotan tersebut, disediakan 15 liter lisol (cairan pencegah leptospirosis ) biang, yang dicampurkan dengan air, dan 20 petugas semprot dengan 12 tangki penyemprot.
"Nantinya titik penyeprotan ini di lingkungan dan rumah yang terdampak banjir kemaren," tandas Heri. (AD)