Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, meminta kepada seluruh Lurah untuk mengkooridinasikan kepada para pengurus RW terkait perkembangan COVID-18 setiap minggunya di wilayah masing-masing. Hal itu dibahas dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Bulan Agustus di Ruang Pola, Blok A Lantai II, Kantor Walikota Jakarta Timur, Kamis (3/9/2020).
“Ada 10 kelurahan yang tidak mengisi kuesioner setiap minggu perkembangan COVID-19 tingkat RW. Posisi terendah ada di wilayah Kelurahan Klender dan Kelurahan Duren Sawit,” ujar Wali Kota.
Ia menyebutkan kelurahan selanjutnya yang belum melaporkan perkembangan COVID-19 di wilayah ada di Kelurahan Pinang Ranti, Kelurahan Pondok Ranggon, Kelurahan Rambutan, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kelurahan Jatinegara, Kelurahan Balekambang, Keluraha Kebon Pala, dan Kelurahan Pondok Kopi.
“Semua kelurahan itu masih banyak yang belum mengisi kuesioner masing-masing RW. Diisi yang terdampak berapa, situasinya seperti apa, siskamling COVID-19 ada atau tidak, dan juga diharapkan menerapkan 1 rumah satu kader COVID-19 wajib dilaksanakan," tegasnya.
Wali Kota menjelaskan, berdasarkan evaluasi para Gugus Tugas COVID-19, klaster penyebaran COVID-19 berada di permukiman atau perumahan, berbeda dengan wilayah Jakarta Pusat yang ada di klaster perkantoran.
Ia pun menekankan, kepada Lurah dan pengurus RT/RW untuk memantau kegiatan berkumpul masyarakat seperti arisan, pengajian dan lainnya yang tidak mematuhi protokol kesehatan dengan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak).
“Saya mengingatkan kepada warga jika tidak perlu sekali keluar rumah agar di rumah saja, dan jika keluar rumah jangan lupa memakai masker untuk menghindari penyebaram COVID-19," ucapnya.
Disamping itu, dalam Rakorwil Bulan Agustus ini Wali Kota membahas penanganan lain di Jakarta Timur yang juga diperhatikan, yakni penanganan banjir. Satat ini, sedang dilakukan proses pengurasan dan normalisasi, baik saluran mikro, embung, waduk, situ, dan pembangunan waduk di RW 06 Kelurahan Cipinang Melayu seluas 7.000 meter persegi.
"Kita sudah proses mengeruk tanah dengan kedalam 5 meter. Semoga dengan penambahan waduk di Jakarta Timur dapat mengurangi banjir dan genangan di wilayah Jakarta Timur, " tutupnya. (JS)