Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana berharap masyarakat dapat ikut membantu dan mendukung para petugas pemadam kebakaran (Damkar) bila terjadi peristiwa kebakaran. Namun dirinya meminta jangan sampai bantuan dari masyarakat itu malah mempersulit kerja petugas di lapangan.
Walikota mengungkapkan, sering terjadi lambatnya proses pemadaman api saat terjadi musibah kebakaran, disebabkan ruang gerak petugas Damkar yang terbatas akibat ulah masyarakat. Peralatan petugas Damkar pun sering diambil alih oleh masyarakat ingin membantu memadamkan api.
"Jangan diambil alih alat-alat yang dibawa petugas Damkar. Petugas Damkar kan sudah terlatih, mereka sudah profesional, saat pemadaman mereka lihat sumber api. Kalau kita tidak paham asal tembak aja, mayoritas kejadiannya kayak gitu," ungkap Walikota, Kamis (17/9).
Saat terjadi peristiwa kebakaran, imbuh Bambang, warga diminta memberi kemudahan akses bagi mobil Damkar untuk menjangkau lokasi kebakaran, kemudian ikut bantu mencari sumber air.
"Lancarkan jalan biar mobil Damkar bisa masuk, bantu cari air, sekarang musim kemarau susah cari air. Jangan selang air direbut karena mementingkan rumah sendiri. Masyarakat suka main serobot," kata Bambang.
Pada kesempatan itu, Bambang mengatakan, berbagai upaya penanggulangan kebakaran di pemukiman sudah dilakukan melalui sejumlah program diantaranya, penyuluhan kepada masyarakat, rekruitmen bantuan sukarela pemadam kebakaran (Balakar), dan pelatihan penggunaan alat kebakaran.
Menurutnya, justru yang menjadi penyebab kebakaran di kawasan pemukiman adalah kecerobohan masyarakat. "Kalau sosialisasi sudah, Camat dan Lurah sudah saya sampaikan. Di tiap RW sudah ada balakar dan dikasih alat apar dan alat pemadam kebakaran portabel. Mayoritas kebakaran disebabkan main api dan faktor human error lain, kebakaran akibat arus pendek tidak begitu besar," tukasnya. (Jonathan/Kominfomas JT)