Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana memimpin aksi kerja bakti membersihkan Kali Ciliwung di Jl. Slamet Riyadi, RW 04 Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jumat (30/10). Kegiatan yang juga dalam rangka HUT Brimob Polri ke 70 tahun ini, diikuti 160 petugas gabungan dari unsur Brimob Polri, TNI, Satpol PP dan Penanganan Prasaran dan Sarana Umum (PPSU).
"Ini adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan tiga pilar dan terus menerus dilakukan. Sudah dimotori awalnya dari Kodam, sekarang dari Polri terlibat, bersamaan dengan ulang tahun Brimob ke-70," kata Walikota, di lokasi kerja bakti yang dipusatkan di kolong jembatan Kuning.
Kerja bakti kali ini difokuskan pada pengangkutan sampah dari badan kali. Ditambahkan Bambang, pihaknya akan terus bersinergi dengan TNI/Polri untuk mengatasi permasalah sampah di Kali Ciliwung.
"Alhamdulillah dari kesatuan Brimob datang kurang lebih 100 personel, dari TNI juga cukup banyak, kita sendiri dari Satpol PP dan PPSU juga banyak. Kan Ciliwung ini milik kita semua," ungkap Bambang.
Butuh lima truk untuk mengangkut sampah hasil kerja bakti. Diharapkan, saat musim hujan volume sampah di kali atau sungai, khususnya Kali Ciliwung bisa menurun drastis.
"Yang terpenting ini niat kita membersihkan Kali Ciliwung, sehingga jika hujan besar sampah tidak mengganggu kelancaran arus air. Ini akan rutin dilakukan. Kalau DKI batasnya kan di Kelapa Dua Wetan, untuk daerah Balai Kambang sudah bersih. Begitu juga di sini, TNI/Polri dan Pemkot Jaktim fokus membersihkan sampah sampai Manggarai," tutur Bambang.
Hendrik, Komandan Kompi (Danki) kegiatan "Bakti Sosial Bersih Lingkungan" mengatakan, saat ini dilaksanakan kerja bakti di dua lokasi berbeda. Selain di RW 04 Kelurahan Kebon Manggis, juga dilaksanakan kegiatan kerja bakti di RW 05 Jalan Bluntas Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen.
"Kami setiap ulang tahun Brimob mengadakan bakti sosial dengan aparat setempat, koramil, polsek, dan kecamatan. Sampah-sampah di kali ini memang harus diangkut, kalau kita biarin tersebut malah jadi sarang penyakit dan memicu banjir. Untuk perlengkapan dan alat-alat kami bawa sendiri," ujar Hendrik. (Rodin Daulat/Kominfomas JT)