Untuk mengantisipasi terjadinya banjir saat musim hujan dan kekeringan di musim kemarau, Kelurahan Munjul pada tahun 2015 ini mencanangkan gerakan 1000 lubang biopori. Sejak dimulai bulan September 2015 lalu, hingga saat ini sudah dibangun 600 lubang biopori atau 60 persen dari target.
"Sisanya akan diselesaikan secepatnya agar bisa bermanfaat buat warga Kelurahan Munjul," ujar Lurah Munjul Henny Hermayani, saat ditemui disela-sela kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di RW 07 Kelurahan Munjul, Jumat (6/11).
Manfaat lubang resapan biopori merututnya tidak hanya saat musim hujan, namun juga di saat kemarau. "Bukan hanya pada saat musim hujan saja agar air tidak tergenang di jalan-jalan atau pemukiman warga yang menyebabkan banjir, tetapi pada saat musim kemarau air masih ada cadangan air tanah untuk warga," katanya.
Selain itu, lubang resapan biopori juga berguna untuk menjaga kesuburan tanah. "Selain itu juga lubang biopori berguna untuk menyuburkan tanah, semua sisa makanan bisa di buang ke lubang resapan biopori,” paparnya.
Setiap dua minggu sekali, dedaunan dan sisa makanan dibersihan dari dalam lubang biopori. Dedaunan yang telah menjadi kompos diambil agar tidak membuat kotor lubang biopori dan penuh.
Sementara itu Wakil Walikota Jakarta Timur.Husein Murad, menyambut baik kreativitas masayarakat mengantisipasi banjir dengan membuat lubang biopori. “Semua pemukiman yang akan mendirikan bangunan wajib memiliki lubang biopori ini sudah dibuat peraturan oleh Gubernur DKI Jakarta,” paparnya. (Jonathan/Kominfomas JT)