Tujuh Posko Pengungsian Di Kampung Melayu Dan Bidara Cina Disiagakan

Sedikitnya 490 warga bantaran Kali Ciliwung dari dua kelurahan di Kecamatan Jatinegara, yaitu Kelurahan Kampung Melayu dan Bidara Cina, mengungsi akibat meluapnya Kali Ciliwung pada Senin dini hari (16/11). Mereka ditampung di tujuh posko pengungsian yang tersebar di dua kelurahan tersebut.

Untuk di Kelurahan Kampung Melayu terdapat lima posko pengungsian yaitu di pos RW 07, Masjid Jami Ikhwan di RW 07, Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Mushola Awabin di RW 08 dan Masjid Atawabin di RW 03. Sementara untuk Kelurahan Bidara Cina ada dua posko pengungsian yaitu di pos  RW 11 dan SDN Bidara Cina 05 Pagi.

Adapun rincian jumlah pengungsi di Kelurahan Kampung Melayu yang berada di pos RW 07 sebanyak 80 jiwa, Masjid Jami Ikhwan di RW 07 sebanyak 50 jiwa, Kantor Sudin Kesehatan Jakarta Timur menampung 45 jiwa, Mushola Awabin di RW 08 ada 40 jiwa dan Masjid Atawabin di RW 03 sebanyak 100 jiwa. Sementara di Kelurahan Bidara Cina, pengungsi yang ada di pos RW 11 sebanyak 100 Jiwa dan SDN Bidara Cina  05 pagi menampung 75 jiwa.

"Kita begitu masuk musim penghujan tempat-tempat pengungsian yang biasa memang kita siapkan, kita aktifkan kembali. Dan itu akan kita siagakan sampai musim penghujan ini selesai, walaupun ada proses normalisasi tapi kan itu belum selesai semua, sehingga masih ada limpasan-limpasan yang harus dihadapi, lebih baik kita siapkan daripada nanti keteteran," kata Camat Jatinegara, Budi Setiawan di Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

Dikatakan Budi, sebagian pengungsi sudah mulai kembali ke rumah mereka masing-masing untuk membersihkan rumah pasca naiknya sungai Ciliwung.

"Alhamdulillah sudah kembali ke lingkungan masing-masing untuk membersihkan lingkungannya karena air mulai surut," tutur Budi.

Ditambahkan Budi, posko-posko pengungsian akan selalu disiagakan. Sehingga apabila status bendungan Katulampa siaga 1, warga mulai diimbau untuk meninggalkan rumah mereka.

"Mereka difokuskan di tempat pengungsian terdekat dengan wilayah rumah mereka sehingga bisa bolak balik, biasanya surut mereka pulang. Kalau ada kemungkinan air katulampa naik kita siap di pengungsian.

Tapi biasanya warga nunggu air masuk baru mengungsi, walaupun sebagian masih bertahan di rumahnya," tukasnya. (Maman/Kominfomas JT)