Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan pelaku industri pariwisata harus siap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016 mendatang. Persiapan dan pembenahan harus dilakukan sebaik mungkin, bila tidak ingin kalah bersaing dengan Negara-negara lainnya di ASEAN.
Terlebih lagi menurut Walikota, usaha di bidang industri pariwisata belakangan ini justru mengalami penurunan dan bahkan ada yang sampai tutup. Untuk itu dirinya meminta Sudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur agar mencermati permasalahan ini dengan baik.
“Cepat untuk dicari solusinya, sebenarnya permasalahan apa yang menyebabkan industri pariwisata tersebut semakin menurun, sehingga indsutri pariwisata di Jakarta Timur bisa bangkit kembali sebelum kita memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2016,” kata Walikota, saat membuka kegiatan Pembinaan Kepariwisataan dalam Rangka Kesiapan SDM Pariwisata Menghadapi MEA tahun 2016 di Gedung Sasana Modern Jalan Raya Bekasi, Kecamatan Cakung, Rabu (18/11).
Walikota mengatakan Jakarta Timur memiliki potensi tinggi di bidang industri pariwisata. Apalagi di Jakarta Timur terdapat banyak pusat industri pariwisata, seperti pusat distribusi sayuran dan buah, pusat distribusi beras, pusat kerajinan meubel, pusat mainan dan pusat batu akik.
“Jadi dibutuhkan kerjasama baik dari dunia usaha, pemerintah dan pariwisata untuk memajukan Jakarta Timur,” pesannya.
Walikota berharap, agar para pengusaha industri pariwisata Jakarta Timur dapat memberikan kontribusi pemikirannya dalam memberikan masukan konsep pengembangan pariwisata sehingga cita-cita Jakarta Timur menjadi pusat pariwisata bagi wisatawan dapat terwujud pada saat MEA sudah berlaku tahun 2016 mendatang.
Kasudin Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta Timur, Triyugo Prasetyo, mengatakan, Kegiatan pengembangan pariwisata ini dalam rangka meningkatkan apresiasi kita dalam menerima kunjungan wisatawan dari luar negeri maupun dalam rangka menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
“Para pelaku industri pariwisata se-Jakarta Timur yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 75 peserta, diharapkan informasi yang didapat dapat disebar luaskan kepada para pengusaha industri pariwisata lainnya agar kita semua siap menghadapi MEA tahun 2016 mendatang,” ujar Triyugo.
Sementara itu, Marulam T. Sirait, mengatakan, memang Pemerintah menargetkan wisatawan asing bisa datang ke Indonesia namun sampai saat ini baru sekitar 7,5 juta wisatawan yang datang ke Indonesia, dan ditargetkan pada tahun 2016 mendatang 10 juta wisatawan bisa datang ke Indonesia.
“Kita selaku pelaku usaha pariwisata harus mempersiapkan diri dan membina kerjasama serta saling mendukung dan bersinergi agar bisa melayani wisatawan tersebut dengan baik,” ujar Marulam.
Menurutnya, selain kedatangan para wisatawan ini, mereka juga sudah bebas bekerja dan membuka usahanya di Indonesia dan tidak bisa dilarang lagi karena sudah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Indonesia sudah membuat perjanjian ikut sebagai anggota.
“MEA ini sebenarnya di Indonesia harus sudah berjalan di tahun 2015, namun karena kesiapan masih kurang maka Pemerintah meminta perdagangan bebas MEA dilaksanakan pada tahun 2016, dan tahun depan kita sudah tidak bisa menolak dan menghabatnya lagi, dan mau tidak mau kita harus bersaing dengan warga Negara asing,” papar Marulam.
Marulam berharap, kepada para pelaku usaha industri dan pariwisata dapat meningkatkan mutu usahanya melalui uji kopetensi. “Peningkatan mutu usaha ini sangat penting agar ada pengakuan dari dunia luar bahwa produk dalam Negeri punya kualitas yang bagus,” tukasnya. (Idham/Kominfomas JT)