Hampir dua bulan sejak dilakukan peletakan batu pertama pada tanggal 4 Oktober 2015 lalu, pembangunan fisik Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Rusunawa Cipinang Besar Selatan (Cibesel), Jatinegara belum juga dimulai. Padahal ditargetkan dalam tempo tiga bulan sejak peletakan batu pertama, pembangunannya sudah rampung.
Kepala Kantor Pemberdayaan Manusia dan Perempuan (KPMP) Jakarta Timur, Hendri Novtrizal mengatakan, masalah terhambatnya pembangunan RPTRA Rusun Cibesel disebabkan hingga saat ini perusahaan pemberi program coorporate social responcibility (CSR) belum menemukan vendor atau kontraktornya.
Ditambahkan Hendri, kondisi itu juga dialami lokasi RPTRA di wilayah kota lain yang mendapatkan program CSR dari perusahaan yang sama.
"Sedang dalam proses negosiasi harga. Tapi tidak hanya di Jakarta Timur, di wilayah kota yang lain RPTRA yang akan dibangun oleh PT Agung Podomoro belum berjalan, kondisinya sama dengan Jakarta Timur," papar Hendri, di ruang kerjanya Rabu (25/11).
Menurut Hendri, kondisi ini tidak hanya di Rusun Cibesel, namun juga terjadi di dua lokasi pembangunan RPTRA lainnya, yaitu di Rusun Pulojahe Kelurahan Jatinegara dan RPTRA Penggilingan Jalan Rengas Blok I. Hanya kalau di RPTRA Rusun Cibesel pembangunannya belum sama sekali, di dua lokasi terakhir pembangunan fisiknya sudah lima sampai 20 persen.
Padahal, sambung Hendri, perusahaan yang ditunjuk untuk membangun RPTRA di ketiga lokasi tersebut merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang properti. Sebaliknya, pembangunan RPTRA melalui program CSR dari perusahaan otomotif atau perusahaan produsen obat dan makanan justru berjalan cepat.
"Perusahaan yang kita pikir dananya kuat dan memang bergerak di bidang properti justru pembangunannya berjalan lambat. Berbanding terbalik dengan perusahaan yang bukan bergerak di bidang properti, justru bobot pembangunan fisiknya lebih cepat," tutupnya. (Jonathan/Kominfomas JT)