Bali Mester adalah penggabungan dua kampung, yaitu Kampung Bali dan Kampung Mester. Penjelasan berikut adalah Kampung Bali di wilayah itu adalah yang tertua di Batavia, dan Kampung Mester adalah sebutan penduduk lokal untuk Meester Cornelis. Tidak ada cerita kapan orang Bali kali pertama dimukimkan VOC di wilayah itu, dan bagaimana dua kampung itu bersatu. Artinya, rujukan untuk cerita tentang Bali Mester nyaris tidak ada. Yang ada adalah spekulasi untuk memperkaya cerita. Regerings-Almanak voor Nederlandsche-Indie sepanjang paruh kedua abad ke-19 tidak mencantumkan Bali Mester sebagai tanah parikelir. Namun, Nieuwe Bijdragen tot Kennis der Bevolkingstatistiek van Java 1870 menempatkan Bali Mester, tertulis Bali-meester, dan Meester Cornelis dalam kolom Partikuliere Landerijen in de Ommelanden van Batavia en Buitenzorg sebagai dua entitas berbeda.
Bali-meester adalah permukiman terdiri dari sembilan kampong, atau desa, dengan jumlah penduduk 3.397. Rincinya, 72 Eropa, 122 Tionghoa, dan 3.208 pribumi. Tidak ada penjelasan soal etnis pribumi yang bermukim di Bali-meester.
Padahal, sampai akhir abad ke-19 Hindia-Belanda masih menerapkan politik segregasi etnis. Meester Cornelis, seperti tertera dalam dalam laporan itu, terdiri dari dua kampong atau desa, dengan total jumlah penduduk 1.562. Rincinya, 142 Eropa, 291 pribumi, dan 1.128 Tionghoa. Artinya, Meester Cornelis adalah Pecinaan di luar Glodok yang terbentuk setelah VOC mengambil alih wilayah itu pasca kematian Cornelis Senen, membangun benteng dan mendirikan asrama militer. Jadi, di mana Kampung Bali di Meester Cornelis? Meester Cornelis terbentuk tahun 1656 setelah Cornelis Senen, seorang guru agama Kristen asal Banda, menebang hutan di kawasan itu dan setahun kemudian membuat benteng kayu untuk berlindung
dari serbuan prajurit Banten. Saat itu, baru satu kampung etnis di Ommelanden, yaitu Kampung Ambon, yang terletak di luar benteng VOC di kawasan kota tua Batavia saat ini. Berikutnya, tahun 1660-an, muncul Kampung Bugis, Kampung Makassar, Kampung Madura, dan Kampung Bandan.
Tahun 1687 Lampiedja, kapten masyarakat Bali, mengajukan permintaan untuk menduduki tanah VOC di tepi barat Sungai Grogol. Orang Bugis di bawah Jourubassa mengajukan permintaan ditempatkan di Cengkareng. Kapten Tiben dari Bali mengusulkan permintaan pembentukan kampung di tepi Sungai Sunter. Setidaknya ada empat permukiman orang Bali di Ommelanden sepanjang 1660-an. Kampung Bali di Pisang Batoe yang dipimpin Kapten Achmat Katewel, Kampung Bali di utara Bacherachtgracht dekat Fort Sevenhoek yang dipimpin Kapten Gusti Cutut, Kampung Bali di selatan Bacherachtgracht di depan Fort Vijfhoek dipimpin Vaandrig Soedjaja, Kampung Bali di utara Bacherachtgracht dan di bawah Fort Vijfhoek yang dipimpin Kapten Rangin.
Namun, tidak semua kampung etnis di Ommelanden terdaftar. Kampung Buton di selatan Ancolsevaart, misalnya, tidak tertera. Kampung Banda di sisi utara kanal yang sama juga tidak disebut. Ada pula Kampung Bali yang luput dari pendaftaran, yaitu Kampung Bali di Pekodjan pimpinan Kapten Mochamat Sale.
Kampung Bali masih terus muncul di Ommelanden sampai abad ke-19. Di Pesing, misalnya, terdapat dua kampung Bali. Ketika tanah partikelir Pesing dipecah, terdapat nama Pesing Kampung Bali. Satu lagi Kampung Bali, nama ini masih ada sampai saat ini, terletak di belakang Indosiar, Jakarta Barat. Tidak ada cerita Kampung Bali di Meester Cornelis, yang kemudian digabungkan dengan Kampung Meester. Juga tidak ada cerita apakah Untung Surapati, setelah melarikan diri dari penjara, bergabung dengan pemberontak Bali yang beroperasi di Batavia sempat mendirikan perkemahan di Meester Cornelis antara 1678-1679.
Bali Mester dalam Peta Belanda
Bali Mester tercatat dalam Nieuwe Bijdragen tot Kennis der Bevolkingstatistiek van Java 1870 tapi tidak tertera dalam peta Hindia-Belanda. Topographische Kaart der Residentie Batavia 1866 tidak mencantumkan Bali Mester, atau Bali-meester dan Kampung Bali.
Dalam Batavia en Omstreken 1925, Kampung Bali muncul di sisi timur Bidara Tjina. Terakhir, dalam Garnizoenskaart Batavia em Onstreken 1934, Bali Mester juga tidak ada dan Kampung Bali menghilang.
Batavia Sigai Meisai-Zu, peta yang digunakan Jepang sebelum menyerang Batavia 1942, hanya menyebut Kampung Bali yang berada sejajar dengan Bidara Tjina dan berada di atas Kampung Melayu. Data serupa juga ditemukan di Platteground van Batavia.
Bali Mester menjadi sulit ditelusuri, dan eksistensinya Kampung Bali di Meester Cornelis yang kemungkinan muncul di ujung abad ke-19. Jadi, asumsi Kampung Bali tertua ada di Meester Cornelis terbantah, dan penyatuan Kampung Bali dan Kampung Mester hanya isapan jempol. Kemungkinan paling masuk akal adalah Bali Mester merupakan sebutan untuk Kampung Bali di Meester Cornelis, dan merupakan entitas tersendiri alias bukan bagian Meester Cornelis.