Wakil Walikota Buka Workshop Updating Populasi Kunci

Wakil Walikota Jakarta Timur Husein Murad membuka Workshop Hasil Updating Populasi Kunci Tahun 2016 di Ruang Rapat IV Kantor Walikota Jakarta Timur, Kamis (9/6). Kegiatan ini merupakan program penanggulangan HIV/ AIDS di Provinsi DKI Jakarta yang telah mengalami banyak kemajuan.

Populasi kunci sendiri merupakan populasi yang bisa beresiko terkena HIV/AIDS, seperti Pekerja Seks Komersial (PSK), pengguna Napza jarum suntik (Penasun), LSL (Lelaki Yang Berhubungan Seksual Dengan Lelaki Lain) dan Waria. Wakil Walikota mengatakan, workshop ini membahas mengenai tempat- tempat dimana populasi kunci itu beraktivitas. 

“Ada data hotspot tempat-tempat kunci itu beraktivitas dengan ini KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) mengumpulkan data informasi ini, dimana sebetulnya mereka bisa berkerja lebih efektif,” kata Wakil Walikota.

Wakil Walikota menambahkan, adanya workshop ini perlu di sosialisakan melalui media sosial. Menurutnya, populasi kunci ini ditujukan untuk para generasi muda agar terjaga dari bahaya HIV AIDS.

“Perlu disebarluaskan melalui media sosial, sehingga masyarakat mampu mengetahui banyak informasi mengenai HIV/AIDS. Jadi dengan pengetahuan itu mereka mampu menghindarinya,” tambahnya.

Wakil Walikota mengharapkan, melalui workhshop ini ke depannya dapat menghasilkan langkah-langkah terobosan yang efektif dalam penanggulangan HIV/AIDS di wilayah Jakarta Timur. “Untuk itu KPA Kota Administrasi Jakarta Timur harus terus mendata ulang jumlah populasi kunci yang berdampak terkena virus HIV dan segera diberikan penanggulangan serta edukasi terarah,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)  Kota Administrasi Jakarta Timur John Aluwaman mengatakan, pendataan jumlah populasi kunci akan dilakukan mulai tingkat kecamatan. Populasi kunci sendiri merupakan populasi yang bisa beresiko terkena HIV/AIDS, dalam hal ini yakni Pekerja Seks Komersial, pengguna Napza jarum suntik (Penasun), LSL (Lelaki Yang Berhubungan Seksual Dengan Lelaki Lain) dan Waria.

“Jadi program kita kedepan, kita sedang menyiapkan data populasi kunci terbaru, pendataan dilakukan untuk mengetahui keberadaan populasi kunci dan meminimalisir terkena HIV AIDS. Dengan adanya data ini, kita tahu dimana mereka berada dan memantau kesehatan mereka,” ujarnya.

Sekedar diketahui, hasil dari pemetaan pada tahun 2016 yang telah dilakukakn  KPA Jakarta Timur. Sebanyak 3.393 jiwa populasi kunci positif terjangkit HIV AIDS. Jumlah tersebut terdiri dari Wanita Pekerja Seks Langsung (WPSL) sebanyak 755 Jiwa, Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung (WPSTL) 1872 Jiwa, Lelaki Suka Lelaki (LSL) sebanyak 248 Jiwa, Pengguna Napza Jarum Suntik (Penasun) sebanyak 311 Jiwa dan Waria Sebanyak 207 Jiwa.

Melihat hasil tersebut, dirinya pun telah mendorong warga yang masuk dalam kriteria populasi kunci, untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Masyarakat dapat dengan mudah melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) di Puskesmas.

“Tes HIV gratis dilakukan di Puskesmas dan dibiayai APBD DKI dan mendapatkan bantuan dari kementerian kesehatan,” tandasnya. (Ajid/Kominfomas JT)