Jakarta Timur, (23/7/2024) - Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur, Kusmanto, membuka kegiatan Sosialisasi Materi Bahan Ajar dan Penggunaan Aplikasi Sistem Ajar Antikorupsi (SAPA) bagi para pejabat eselon tiga di lingkungan Kota Administrasi Jakarta Timur, yang dilaksanakan di Ruang Pola Gedung A, Kantor Walikota, Jakarta Timur, Selasa (23/07/2024).
“Apa yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi melalui Program “Pejabat Mengajar” sangat baik sekali,” ujar Kusmanto.
Menurutnya, melalui sistem SAPA yang dibuat Inspektur Pembantu Kota Administrasi Jakarta Timur para pejabat eselon tiga nantinya, akan memberikan pendidikan pencegahan korupsi sejak dini mulai dari jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK.
“Nantinya para pejabat eselon tiga ini akan dijadwalkan ke sekolah-sekolah untuk memberikan materi terkait pemahaman anti korupsi untuk para anak murid,” ungkapnya.
Kusmanto berharap, dengan adanya pemahaman bahaya korupsi melalui sistem SAPA ini, pada saat anak tersebut dewasa bisa mengerti dan menghindari tindak pidana korupsi.
Inspektur Pembantu Bidang Investigasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Supendi, mengatakan, pelaksanaan Sistem Ajar Antikorupsi (SAPA) mulai berlangsung pada 29 juli 2024, serentak dilaksanakan di wilayah DKI Jakarta.
“Untuk itu sebelum dilaksanakan pada 29 Juli 2024 mendatang, saat ini kita melakukan sosialisasi kepada para pejabat eselon tiga, untuk bagaimana cara menguasai materi anti kurupsi dan bagaimana pemahaman sistem SAPA itu sendiri,” papar Supendi.
Sementara itu, Inspektur Pembantu Kota Administrasi Jakarta Timur, Dasuki, mengatakan kegiatan pemberian materi terkait anti korupsi ini akan menyasar kepada para murid di 78 sekolah yang ada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur, baik dari jenjang SD sampai dengan SMA.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan terkait aplikasi sistem SAPA ini, di dalamnya terdapat jadwal pelaksanaan mengajar dan lokasi sekolah yang sudah ditentukan untuk dikunjungi para pejabat eselon tiga tersebut.
“Saya berharap ke depannya anti korupsi akan menjadi budaya dan kebiasaan baik dan mengubah perilaku buruk menjadi baik khususnya bagi para siswa yang merupakan para generasi penerus bangsa,” ujar Dasuki. (ID)