Kasus DBD Meningkat, Kader Jumantik Terancam Sanksi

Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana akan memberikan sanksi tehadap para kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang tidak menjalankan tugasnya dengan serius. Sanksi dapat berupa tidak dibayarkannya honor bagi para Jumantik.

“Nanti saya laporkan kepada Pak Gubernur supaya ditahan atau tidak usah dicairkan upah atau honor para Jumantik di Jakarta Timur. Kalo tidak mau ada perubahan lebih baik begitu,” kata Walikotam saat memimpin Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan PSN 3M, di Ruang Pola Blok A Kantor Walikota Jakarta Timur, Selasa (28/6).

Walikota mengatakan, honor para Jumantik pada tahun ini sdudah dinaikkan, namun hasilnya belum memuaskan. “Ini sudah ditambahkan pak Gubernur malah menurun kerjanya hingga mencapai 4.000 kasus lebih,” kata Walikota.

Menurutnya, para  kader Jumantik harus aktif dan memiliki keberanian dalam menjalankan tugasnya memeriksa jentik nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD). Selain itu juga melakukan upaya secara persuasif terkait penanggulangan DBD serta pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

“Nah, disini saya melihat. Tidak ada keberanian para Jumantik kalo sebenernya ada kasus. Jadi laporannya Asal Bapak Senang (ABS) tadi diandalkan. Kemudian Rumah Sakit sendiri juga tidak berani untuk mengatakan sebenarnya mengenai penyakit itu  sendiri  yang seharusnya DBD, dibilangnya tipes. Untuk itu para jumantik terus berupaya berkerjasama dengan Puskesmas dan Sudin Kesehatan untuk galakkan PSN 3M secara berkala dan terapkan pola hidup bersih. Itu aja dilakukan gausah semprot semprot karena fooging bukan solusi menanggulangi DBD,” jelasnya.

Walikota melanjutkan, melihat tingginya kasus DBD, dirinya meminta peran Lurah dan  Camat untuk lebih serius mengawasi jalannya pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Camat dan Lurah berperan aktif dalam pelaksanaan PSN 3M sehingga dapat menyentuh tujuh tatanan PSN 3M itu.  Jika ditemukan kendala dan ditemukan kasus langsung melaporkan kepada unsur terkait. Kemudian, juga tumbuh kembangnya Self Jumantik, dan yang terpenting lagi perubahan meanset kader jumantik,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Sekretariat Kota Administrasi Jakarta Timur Yeni Asnita mengatakan, tingginya kasus DBD di Jakarta Timur saat ini sudah sangat memprihatinkan. Pasalnya upaya yang selama ini dijalankan berbanding terbalik dengan hasil yang didapatkan. Hal ini, membuktikan masih banyak terjadi miskomunikasi, misdata dan rendahnya kualitas hasil pelaksanaan PSN 3M.

“Ini sangat memperihatinkan ya. Kinerja semua pihak dan kader Jumantik ini perlu terus ditingkat dalam upaya menanggulangi penyakit DBD. Evaluasi ini menjadi pembelajaran yang serius. Kedepanya akan menggalakan Self Jumantik dengan berlakukan 3M dengan lebih efektif lagi dan terus sosialisasikan 3M, serta mengajak Pola Hidup Sehat Dan Bersih (PHBS) kepada seluruh masyarakat,” pungkasnya. (Ajid/Kominfomas JT)