Kampung Soesoekan diperkirakan muncul selama periode pembangunan saluran-saluran baru antara 1865 sampai 1875, atau saat Tjailing Ament berkuasa penuh atas Land Tandjong Oost, dan membeli Tjiboeboer untuk keperluan irigasi. Asumsi ini didasarkan pada Soesoekan sebagai kata dalam Bahasa Sunda yang berarti selokan atau jalan air buatan.
Soesoekan, atau Susukan dalam ejaan saat ini, adalah kata yang digunakan untuk banyak desa di Pulau Jawa. Sebelum Tjailing Ament membangun irigasi dan menggali selokan• selokan baru di Tandjong Oost, tuan tanah yang menguasai Bodjong Gede melakukan hal yang sama. Sebuah kampung bernama Soesoekan di tanah partikelir itu muncul sebelum akhir paruh kedua abad ke-192.
Soesoekan sebagai kampung terjadi ketika tuan tanah memukimkan penduduk di bantaran selokan. Penduduk bertanggung jawab atas pengawasan dan pengontrolan sepanjang selokan, agar aliran air ke sawah-sawah terjamin. Penghuni kampung diberi kebebasan mengolah lahan untuk menghidupi diri, selain bekerja di persawahan yang dikelola langsung tuan tanah.
Kampung awal Soesoekan di tanah partikelir Tandjong Oost terletak tidak jauh dari Wangkal. Keterangan dalam Batavia en Omstreken menyebutkan Soesoekan adalah permukiman jarang penduduk.
Sedangkan dalam Garnizoenskaart Batavia en Omstreken, terdapat dua Kampung Soesoekan. Ini mengindikasikan terjadi penyebaran penduduk di sepanjang saluran irigasi.
Kemungkinan lain, terjadi penggalian baru saluran irigasi yang membutuhkan tenaga untuk pengontrolan dan pemeliharaan.
Penduduk Soesoekan
Soesoekan hanya satu dari 30 kampung di Land Tandjong Oost. Sensus penduduk yang dibuat pemerintah Hindia-Belanda tahun 1867 tidak menghitung penduduk setiap kampung, tapi tanah partikelir. Kewajiban mendata jumlah penduduk juga diserahkan kepada pemilik tanah partikelir. Landheer, atau pemilik tanah partikelir, menyerahkan tugas ini ke administratur3.
Laporan jumlah penduduk ke pemerintah Belanda tidak merinci populasi setiap kampung. Administratur hanya memberikan data berupa jumlah kampung dan total populasi. Rincian lainnya adalah jumlah inlanders, atau pribumi, Eropa dan
Tionghoa dan vreemde oosterlingen - atau golongan timur asing, salah satunya Arab.
Tandjong Oost 1870 adalah rumah bagi 6.456 jiwa. Rincinya, lima Eropa, 307 Tionghoa, dan 6.144 pribumi. Populasi Soesoekan diperkirakan hanya puluhan, atau setidaknya di bawah seratus jiwa, dengan rumah-rumah menyebar sedemikian rupa. Sekeliling rumah adalah perkebunan yang menghidupi penduduk, lahan hutan belum tergarap.
Dalam catatan kependudukan di tanah partikelir, tertera dalam Regering-Almanak voor Nederlandsche-Indie sampai 1929, populasi Soesoekan semakin tidak jelas. Alasannya sederhana, para landheer menggabungkan perhitungan penduduk dari seluruh tanah partikelir yang dikuasainya. DC Ament, misalnya, menghitung total penduduk di tanah partikelir Rombot, Tandjong Oost, Tjondet of Landlust, dan Klappadoewa4.
Sebagai kampung di tanah partikelir sedemikian luas, dan landheer yang menguasai banyak land di sekitarnya, Soesoekan hanya tertera dalam dua peta dan tak punya cerita. Meski demikian, Soesoekan bertahan melewati pergantian abad dan kini menjadi Kelurahan Susukan di Ciracas, Jakarta Timur.
Catatan Kaki
1. https:j/www.kamussunda.net/arti/kata/susukan.html
2. Lihat Topographische Kaart der Residentie Batavia 1866.
3. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-Indi~,1869
4. Regerings-Almanak voor Nederlandsche-Indie 1913.