72 Warga Cilangkap Studi Banding ke TPST Bantar Gebang Bekasi

Sebanyak 72 peserta melakukan studi banding ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (22/11). Mereka berasal dari unsur masyarakat dan Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Di TPST Bantar Gebang, peserta yang terdiri dari kader PKK, Jumantik, Dasawisma, ketua RT, ketua RW, Penanggungjawab Bank Sampah RW, PJLP Sudin LH, PJLP kelurahan dan staf kelurahan, diajak keliling untuk melihat kondisi gunungan sampah. Mendapat edukasi soal pemilihan sampah dari rumah tangga dan program bank sampah.

Kasudin Lingkungan Hidup Kota Jakarta Timur, Wahyudi Rudianto mengatakan, studi banding ini dilakukan untuk mengimplementasikan Peraturan Gubernur Nomor 77 Tahun 2020 tentang pengelolaan sampah lingkup RW.

“Kondisi gunungan sampah di TPST Bantar Gebang saat ini, sudah sangat memprihatinkan. Di zona terakhir pembuangan, ketinggian gunungan sampah sudah mencapai 50 meter. Tentu ini perlu disiasati agar sampah tidak terus menggunung. Jangan sampai kita kesulitan membuang sampah di Bantar Gebang, di kemudian hari karena lahannya sudah terisi penuh semua oleh sampah,” papar Wahyudi.

Jumlah sampah kota Jakarta Timur tiap harinya yang dibuang ke TPST Bantar Gebang mencapai 1.600 hingga 1.900 ton. Karena itu, Wahyudi menyarankan, masyarakat mulai belajar mengurangi volume sampah dan mulai mengerti program pengelolaan sampah melalui bank sampah.

Plt Lurah Cilangkap, Eddy Sofyan Latief mengatakan, studi banding dilakukan agar warga mengetahui kondisi gunungan sampah di TPST Bantar Gebang, Bekasi. Dimana lokasi tersebut menjadi tempat pembuangan sampah akhir yang berasal dari warga Jakarta, termasuk dari Cilangkap itu sendiri. 

“Studi banding ini untuk mengetahui kondisi TPST Bantar Gebang terkini. Dari kegiatan ini diharapkan warga nantinya dapat membantu mengurangi volume sampah dari hulunya. Karena itu, perlu pengelolaan sampah dari masyarakat melalui program bank sampah," kata Eddy. (JS)