Ratusan Kader PKK, Dasawisma dan Jumantik Pulogebang Kunjungi Museum Bahari

Jakarta Timur, (1/8/2023) -  Sebanyak 200 orang terdiri dari para kader PKK, Jumantik dan Dasawisma Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung melakukan kegiatan wajib Kunjung Museum Objek Sejarah dan Budaya yang digelar Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur. 

Berangkat dari Kantor Walikota Jakarta Timur, para peserta diajak untuk lebih menggali wawasan sejarah tentang Jakarta serta pelestarian Budaya Betawi. Salah satu obyek bersejarahnya yakni Museum Bahari, Jalan Pasar Ikan, Kawasan Sunda Kelapa, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (1/8/2023). 

Kepala Suku Dinas kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Timur, Berkah Shadaya mengatakan, kegiatan merupakan bentuk apresiasi dan motivasi bagi para seluruh kader PKK, Dasawisma dan Jumantik di lingkungan kota Jakarta Timur. Diharapkan, mereka memetik banyak hal yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke di Museum Bahari.

“Tujuanya itu memberikan wawasan bagi para kader, di samping sejarah kebaharian juga makna dalam melestarikan kearifan budaya lokal, tentunya budaya Betawi bagi para penerus bangsa nantinya,” ungkapnya. 

Ia menjelaskan, Museum Bahari yang berlokasi di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu dari delapan museum yang berada di bawah pengawasan dan pengelolaan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta.

“Di sini juga kita dapat menyadari, bahwa di Jakarta terdapat beragam kesejarahan di masa penjajahan yang bernilai edukasi. Untuk itu, adanya kegiatan ini para peserta juga bisa menggaungkan dan mensosialisasikan kepada masyarakat lainnya mengenai tempat-tempat wisata bersejarah dan  kebudayaan Betawi, yang bertujuan untuk mencintai museum,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Kelurahan Pulogebang, Oknata Alvia Harmuniastin yang ikut melepas kader PKK dan Dasawisma Kelurahan Pulogebang tersebut, mengungkapkan, adanya kegiatan kunjung museum, seluruh kader dapat menceritakan sejarah Jakarta dan budaya Betawi kepada anak-anak mereka.

“Melalui kegiatan ini mereka bisa menceritakan kepada anak-anaknya,” ucapnya. (AJ)