RW 07 dan RW 02 Kelurahan Susukan Ikuti Lomba Proklim Tingkat DKI Jakarta

Jakarta Timur, (30/8/2023) – Tim penilai provinsi lomba Program Kampung Iklim (Proklim) Tingkat Provinsi DKI Jakarta melakukan penilaian pemanfaatan lahan di RW 07 Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.Lahan tidur di Jalan Masjid RW 07 sukses diubah menjadi lahan pertanian. 

Penilaian lomba Proklim tingkat provinsi dipimpin Susi Andriani, dari Dinas Lingkungan Hidup DKI. Tim beranggotakan empat orang ini didampingi oleh pihak kelurahan dan kecamatan, pengurus RT, RW, LMK serta kader PKK juga turut mendampingi.

Lurah Susukan, Andri Priwitama Maila menjelaskan kala itu, lahan tidur disulap untuk pertanian sejak Februari lalu. Awalnya lahan dipenuhi semak belukar dan tanaman liar sehingga terlihat kumuh dan rawan jadi persinggahan binatang melata seperti ular. 

“Sekitar 3.000 meter persegi yang dimanfaatkan untuk pertanian dan penghijauan. Itupun yang berada di luar pagar, sedangkan di dalam pagar kita tidak berani masuk,” kata Andri kepada tim Sudin Kominfotik Jakarta Timur, Rabu (30/8/2023).

Menurutnya, lahan tidur tersebut diduga milik sebuah perusahaan swasta yang sudah lama tidak beroperasi. Namun, lahan tersebut dibiarkan kosong dan terlantar, sehingga untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, pihaknya bersama pengurus RW 07 terutama warga setempat memanfaatkan bagian luar lahan untuk penghijauan. 

Lahan tersebut ditanami aneka sayur mayur, tanaman hias dan pohon produktif. Ada juga peternakan kecil warga yang memanfaatkannya sebagai lokasi pemeliharaan ayam kampung dan burung dara. 

“Lahan tersebut dikelola oleh kader PKK dan warga sekitar. Kita dukung program penghijauan karena kondisi lahannya terlihat kumuh,” lanjut Andri. 

Program penghijauan itu jadi salah satu poin penilaian Kelurahan Susukan dalam lomba Proklim tingkat Provinsi DKI Jakarta. Obyek penilaian lainnya yakni RW 02  melalui bank sampah unggulan yang digerakkan kader PKK. 

Warga RW 02 juga menggalakan program pilah sampah dari hulu atau rumah tangga. Sementara seluruh sampah non organik langsung disatukan di bank sampah untuk selanjutnya dijual ke pengepul langganannya. (JS)