Veronica Heni Handayani, Kader PKK Terbaik yang Berjuang di Bank Sampah Sejak 2010

Jakarta Timur, (19/10/2023) – Penilaian Adipura 2023 sudah dimulai sejak 18 Oktober. Penilaian termasuk salah satunya Bank  Sampah RW 08 Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo. 
Veronica Heni Handayani adalah sosok yang paling berperan penting dalam pengelolaan Bank Sampah di wilayah ini. Perjuangannya tak kenal lelah untuk bisa mengajak warga memilah sampah agar tidak ada sampah yang terbuang percuma. 

Perempuan berusia 53 tahun tersebut, berjuang agar sampah tidak tercecer di lingkungan masyarakat, sudah dimulai sejak 2010. Dengan mengintip wilayah lain, dia berusaha mengadaptasi di lingkungan rumahnya. Sayangnya, selama sembilan tahun berjuang, tak banyak yang bisa dia lakukan karena ada perlawanan dari beberapa warga. 

“Awalnya, saya miris melihat di komplek rumah kami, sampah yang sering bertebaran dan bertebangan kalau ada angin besar. Tak hanya berbau tapi juga terlihat kumuh,” kata Vero dalam perbincangan dengan tim Sudin Kominfotik Jakarta Timur, Kamis (19/10/2023). 

Itu semua tidak mematahkan semangatnya. Belajar dari Bank Sampah di Rawa Jati, Jakarta Selatan dan Duren Sawit, Jakarta Timur, ibu dari tiga anak tersebut belajar mengadaptasi pengolahan Bank Sampah dan pemilahan sampah yang kemudian diterapkan di wilayah pemukimannya. 

“Saat itu, saya belum dibina Sudin LH (Lingkungan Hidup). Saya studi banding sendiri,” jelasnya. 

Baru kemudian, ia mulai mendapatkan angin segar ketika setiap wilayah wajib memiliki Bank Sampah dan ia mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pejabat setempat, Vero akhirnya mulai membangun Bank Sampah bersama teman-temannya di RW 08 Kelurahan Cijantung. 

Salah satu perjuangan Vero agar sampah dipilah sesuai jenisnya, ia bersama rekan-rekannya membeli 80 ember yang menggunakan tutup untuk dibagikan ke-75 rumah di wilayahnya. Sisanya digunakan untuk kegiatan umum yang sering dilakukan di RW 08 Kelurahan Cijantung.

Awalnya Vero memilih jalannya sendiri berjuang mengolah sampah dengan pemilahan sampah karena ia meyakini kalau bukan diri sendiri yang memulai, sulit membantu perubahan di masyarakat. Kini, ia bersama warga lainnya tak hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi dari Bank Sampah yang dikelolanya, tapi juga menjaga lingkungannya tetap bersih. Bahkan, tempat sampah yang dulunya kumuh dan berbau, kini jadi tempat interaksi warga. 

“Manfaatnya sangat besar. Kalau bukan dari diri kita sendiri, siapa yang akan memulai memilah-milah sampah. Saya selalu mengedukasi, kalau kita memilah-milah sampah sendiri, kita akan membantu mengurangi tumpukan sampah di Bantar Gebang,” tandasnya. (TM)