630 Pelajar, Pramuka, Mahasiswa dan Unsur Kepemudaan Ikuti Edukasi Dari Inspektorat DKI Jakarta 

Jakarta Timur, (28/7/2024) - Sebanyak 630 pelajar, mahasiswa, kepemudaan, Pramuka, mengikuti kegiatan Edukasi Gerakan Anti Korupsi, Pencucian Uang, Bullying dan Judi Online bersama Inspektorat Provinsi DKI Jakarta,
di Gelanggang Olah Raga Ciracas, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (28/7/2024). Kegiatan dilakukan di area indoor GOR dan juga didalam Bus Antikorupsi Inspektorat DKI Jakarta.

Inspektur Pembantu Investigasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Supendi, menjelaskan kegiatan edukasi ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan ini adalah hari kedua atau hari terakhir penyelengaraan. Sebelumnya, edukasi hari pertama, Sabtu (27/7/2024), diikuti 450 peserta. 

Dari kegiatan ini, ia berharap para peserta yang hadir dapat memahami apa itu korupsi, dan apa yang harus dihindari dari korupsi. Banyak hal kecil yang bisa jadi contoh mengenal korupsi sejak dini, seperti bicara tidak jujur, bolos sekolah atau kuliah, dan mencontek. 

"Jadi dengan kegiatan ini seluruh peserta bisa menjalankan kehidupan menjadi lebih baik serta menjauhkan diri dari praktik korupsi, pencucian uang, bullying serta judi online," harapnya. 

Sementara itu, Ai Maryanti Sholihah, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyambut baik acara tersebut. Menurutnya kegiatan seperti itu idealnya dilakukan secara rutin di seluruh wilayah Jakarta. 

"Temuan kami dan PPATK banyak anak yang menjadi korban judi online. Saya baru saja konfirmasi ke anak-anak dan mereka baru tahu kalau itu (termasuk) permainan judi. Mereka tahunya itu game, dijanjikan (hadiah) pada top up berikutnya, dan membutuhkan banyak uang. Itulah jerat pertama judi online," ungkapnya. 

Ia memberikan sejumlah tips agar anak-anak tidak terjerat judi online, seperti tidak menyendiri dari dunia sosial, tidak terisolasi dengan gadget, dan memperbanyak aktivitas yang bermanfaat. 

"Saya yakin belum terlambat untuk melawan penyakit judi online, seorang anak harus diberi fasilitas, agar mereka bisa membuat atau memproduksi sesuatu yang lebih bermanfaat," tambahnya. 

Perwakilan PPATK, Mulyana,  menambahkan materi terkait budaya anti korupsi perlu ditanamkan sejak dini demi menyiapkan generasi penerus bangsa yang jujur dan berintegritas. 

"Kita ingin kita sama-sama bergerak untuk anti korupsi, pencucian uang, judi online dan bullying, anak-anak ini kan jadi masa depan Indonesia, makanya sejak kecil kita tanamkan nilai integritas, kejujuran, agar mereka terjaga dari hal yang tidak kita inginkan," ungkapnya. 

Disamping itu, peserta yang mengikuti kegiatan, Rifda dari SMA 67 Jakarta menyampaikan, kegiatan ini sangat bermanfaat untuknya dan seluruh peserta sebagai pemuda, apalagi generasi Gen-Z yang merupakan generasi penerus bangsa. 

"Kegiatan ini bagus agar kami para anak muda dapat mencegah terjadinya korupsi, tadi kami diberikan pemahaman betapa buruknya korupsi, dan kegiatannya seru, tidak membosankan karena dikemas secara menarik dan banyak hadiahnya bagi peserta yang bisa jawab pertanyaan," tuturnya. 

Hal senada diungkapkan peserta dari SMAN 51 Jakarta, Nazib Kamil. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat bagus karena para peserta diberikan arahan untuk masa depannya. 

"Dengan adanya kegiatan ini kami diberikan pemahaman untuk dapat mencegah bullying dan mencari solusi untuk mengurangi Bullying di lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat," jelasnya. (JS)