Tim Aman Pangan Masih Temukan Penggunaan Zat Berbahaya

Tim Jejaring Keamanan Pangan Jakarta Timur untuk ketiga kalinya melakukan inspeksi mendadak (Sidak) terhadap bahan pangan yang mengandung zat berbahaya di Pasar Jatinegara, Kelurahan Balimester, Kecamatan Jatinegara, Selasa (19/7). Sidak yang dipimpin Asisten Perekonomian dan Administrasi Jakarta Timur Eric Pahlevi Zakaria Lumbun ini, berhasil menemukan empat sample bahan makanan yang mengandung zat berbahaya, yaitu tahu kuning, pacar cina matang dan mentah dan sayur krecek.

Selain Pasar Jatinegara, pada waktu yang sama juga digelar sidak di empat pasar lainnya, seperti Pasar Rawamangun, Pasar Pramuka, Pasar Palmeriam dan Pasar Ujung Menteng. Sedikitnya sebanyak  60 petugas gabungan dari unsur Sudin Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP), Sudin Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Satpol PP dan kepolisian dikerahkan dalam sidak yang dilakukan untuk ketiga kalinya di pasar-pasar tersebut.

Eric mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan pasar di Jakarta Timur yang aman dan bebas dari bahan berbahaya. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan sebelumnya. “Ini sudah tahap ketiga pada tahun ini di Jatinegara dan pasar lainnya. Terbukti pada hari ini kita berhasil menjaring bahan makanan yang masih mengandung bahan berbahaya dari 353 total sample keselurahan ditemukan empat sample yang positif yaitu tahu kuning mengandung formalin, Pacar Cina mateng dan mentah mengandung Rhodamin B dan Sayur Krecek mengandung Boraks,” kata Eric.

Menurutnya, hasil dari keempat pedagang tersebut merupakan para pedagang baru yang ditemukan pada hari ini di Pasar Jatinegara . “Mereka semua yang berjualan bahan makanan yang mengandung bahan berbahaya itu orang baru. Dan sanksi yang kita berikan dengan menyita semua dagangan yang positif mengandung bahan berbahaya tadi. Selanjutnya kita akan telusuri lagi karena sudah dalam penyidikan polisi dan bila bersalah kita akan beri sanksi hukum,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Serta kepada para pedagang untuk jujur dalam memilih bahan-bahan makanan yang dijualnya. “Untuk para pembeli mari lebih teliti dan jangan karena harga miring malah bisa merusak kesehatan,” kata Eric.

Eric menegaskan, dirinya akan berupaya keras untuk menghentikan mata rantai dalam penjualan makanan yang mengandung bahan berbahaya ini. ”Kedepanya Pemkot akan mencari solusi untuk mencegah bahkan memutus peredaran penjualan bahan makanan berbahaya ini. Karena telah kita amati terkadang dari pabriknya, kadang juga penghubung dari pabrik juga dari pedagang yang masih bandel,” tegasnya.

Sementara itu, Atik (50 tahun) salah satu pedagang tahu yang ditemukan berindikasi bahan berbahaya jenis formalin mengaku tidak mengetahui bahwa bahan makanan yang dijualnya mengandung bahan berbahaya yang mampu merusak kesehatan bahkan mematikan. ”Saya tidak tahu kalo Tahu Kuning yang saya jual ini mengandung bahan berbahaya. Saya membelinya di Pasar Jankrik. Dengan mengetahui ini saya pun juga akan lebih berhati-hati untuk membeli dari penghubung pabriknya,”pungkasnya. (Ajid/Kominfomas JT)