Cegah Begal Dan Tawuran, Para Lurah Wanita Di Jaktim Tidur Di Kantor

Maraknya kasus begal sepeda motor dan tawuran antar warga belakangan hari ini telah mengundang banyak keprihatinan. Terlebih lagi dari berbagai aksi yang terjadi, para pelakunya rata-rata usia remaja.

Maka untuk memberikan rasa aman di tengah masyarakat serta mengantisipasi terjadinya kasus begal dan tawuran tersebut, Walikota Jakarta Timur menginstruksikan kepada para Camat dan Lurah untuk mengadakan ronda di wilayah masing-masing.

Khususnya pada malam Minggu, para Camat dan Lurah diwajibkan piket di kantor masing-masing, memonitor situasi keamanan wilayahnya. Tidak hanya yang pria, Camat dan Lurah wanita pun tidak ketinggalan harus begadang.

 “Tiap malam minggu saya tidur di kantor,” kata Lurah Jatinegara Kaum Henrica Kuswandari, di kantornya, Sabtu malam (14/3).

Dirinya bersama anggota Babinsa dan Bimaspol Kelurahan Jatinegara Kaum, melakukan patroli untuk memantau titik-titik rawan begal dan tawuran di kawasan tersebut. Tercacat ada tiga titik rawan begal dan tawuran di wilayahnya, yaitu sekitar fly over Klender, perempatan Tugas J. Pemuda dan Jl. Raya Jatinegara Kaum.

“Tiap malam Sabtu dan Minggu, tiga lokasi itu rawan begal dan tawuran,” kata Henrica.

 Khususnya di Jl. Raya Jatinegara Kaum, depan makam Pangeran Jayakarta, menurut Henrica, rawan tawuran karena lokasinya sepi.

“Biasanya rombongan anak remaja naik sepeda motor. Tiba-tiba berhenti langsung tawuran di Jl. Jatinegara Kaum,” kisahnya.

Tawuran yang terjadi cepat itu menggunakan senjata tajam. Tawuran berhenti setelah, warga setempat keluar rumah menghalau mereka. Para pelaku tawuran menurut Henrica bukan warganya, namun dari Cakung, Pulogadung bahkan Bekasi.

Maka untuk mencegah terjadinya tawuran di kawasan tersebut, pihak RW 03 Jatinegara Kaum mengadakan ronda malam. “Sudah sebulan ini tidak terjadi lagi tawuran setelah pengurus RW setempat bersama para Ketua RT dan warga melakukan Siskamling,” ujarnya.

Tidur di kantor untuk ronda malam tidak hanya dilakukan Henrica. Lurah Setu Usdiyati dalam tiga minggu belakangan ini juga selalu ronda malam. “Tiap malam minggu, jam 12 malam sudah standby di kantor kelurahan,” kata Usdiyati.

Menurutnya, di Kelurahan Setu titik rawan tawuran terdapat di Jl. Raya Hankam yang masuk wilayah RW 02 dan RW 03. “Tawuran biasanya di bawah terowongan yang pelakunya anak remaja namun dari luar Kelurahan Setu,” ungkapnya.

Untuk menganstisipasi terjadinya tawuran, pihak Kelurahan Setu bersama dengan para Ketua RW setempat, LMK, FKDM, Babinsa dan Bimaspol secara rutin melakukan monitoring di kawasan rawan tawuran.

“Tawuran biasanya jam 3 pagi, menjelang subuh. Maka Saya dan para petugas lainnya harus begadang,” kata Usdiyati yang belum genap 3 bulan menjadi lurah ini.

Namun secara umum, situasi keamanan dan ketertiban wilayah di Kecamatan Cipayung dapat dikatakan kondusif. Belum ada kejadian yang menonjol di wilayah tersebut, terkait begal dan tawuran warga.

“Warga di wilayah Kecamatan Cipayung sangat kompak. Camat Cipayung juga selalu turun ke bawah meninjau ke kelurahan-kelurahan yang ada untuk mengontrol kinerja anak buahnya yang sedang piket jaga malam,” kata Usdiyati. (Rodin Daulat/Kominfomas JT)